Bus melaju
diantara senja yang sedang berpacu dengan waktu
Jingganya
yang magis tidak hanya perlahan menyapu badan bus
Tetapi juga
menyapa pikiran yang sedang tandus
Rumah
dengan pekarangan luas terlewati sesekali dalam rentang waktu tertentu
Di antara
hutan-hutan yang membisu
Menghabiskan
waktu disini mungkin rasanya akan lebih lambat?
Tidak perlu
tergesa, karena hidup pun akan selesai ketika tiba saatnya
Perlahan,
terbayang menua disini bersama tenangmu
Riakmu yang
jarang muncul menjadi bukti
Bahwa
kedalamanmu tidak perlu diragukan
Aah, aku
ingin tenggelam dalam ketenanganmu
Diantara
desa yang senyap, yang hanya sesekali bersuara karena gemerisik
daun yang tertiup angin
Tenangmu
membuatku lebih mudah bercermin
Menemukan
pantulan diriku sesungguhnya
Saat itulah
aku sadar, aku compang-camping dan pontang-panting
Layakkah
aku?
Tidak.
Karena
tidak seorangpun layak bagi yang lain.
Tetapi,
Bersabdalah
saja, maka aku akan sembuh.
Comments
Post a Comment