Ibu,
Ini surat pertama kami untukmu, setelah kami semua bisa baca
tulis. Setelah sudah lebih dari tiga puluh tahun, tidak menyerah menjadi ibu
dari kami berlima. Selamat menggenapi usia yang ke lima puluh tiga tahun.
Terimakasih sudah menjadi ibu yang sangat demokratis. Yang
tidak melarang kami ini dan itu, membebaskan kemanapun kami melangkah, selama
kami bisa bertanggung jawab untuk langkah yang kami ambil. Yaaaa, tidak
semuanya, kecuali satu, harus memilih pasangan hidup yang seiman. Sisanya,
engkau akan berkata, “Kamu yang akan menjalani, Ibu akan selalu mendoakan.”
Terimakasih sudah menjadi ibu yang sangat sabar, dalam
keadaan tersulit sekalipun. Semoga hari-hari tersulit sudah berlalu. Sekalipun akan
ada hari sulit selanjutnya, semoga kami akan selalu ada bersamamu.
Terimakasih sudah menjadi ibu yang sangat tangguh. Sekalipun
penuh peluh, tapi tak pernah mengeluh. Perempuan harus bisa berdiri di atas
kakinya sendiri, itu yang tanpa sadar, begitu tertanam di dalam diri kami.
Darimu, kami belajar bahwa mengasihi adalah bertahan, mengasihi
adalah tidak meninggalkan, mengasihi adalah mendoakan, mengasihi adalah memperjuangkan,
dan pada akhirnya, mengasihi adalah menghadirkan Tuhan. Dan Tuhan hadir di
keluarga ini, melalui Ibu.
Terimakasih sudah mendidik, membesarkan, dan menjadi
perantara untuk memberi kami kehidupan.
Kami yang paling berbahagia bahwa tekanan darah Ibu sekarang
normal. Kami menjadi yang paling berbahagia saat melihat Ibu dan Bapak
berbincang akrab di halaman. Ada lucu sekaligus syahdu, saat kami tahu bahwa
Ibu dan Bapak saling rindu ketika jauh. Berbahagia di masa tua, itu doa kami
untukmu.
Ibu, kami mungkin akan lupa untuk rutin meneleponmu, kami
mungkin akan berjalan begitu jauh di jalan yang kami pilih sendiri, kami
mungkin akan sesekali mengecewakanmu. Tapi kami percaya, sapaanmu dan doamu
yang akan selalu menuntun kami pulang.
Selamat ulang tahun!
Sehat selalu, bahagia selalu, diberkati selalu..
Dari kami,
Anak-anakmu, selalu.
05052015
Comments
Post a Comment