Don't hang on! Nothing last forever, but the earth and sky. |
Saya dan Siska memutuskan untuk mendaki Kerinci. Berawal
dari pembicaraan random di Sarinah sekitar sebulan sebelumnya.
“Gue pengen naik gunung nih ke Semeru,” Siska mengawali
pembicaraan tentang naik gunung.
“Kerinci aja yuk!” ajakku mengalihkannya dari Semeru.
“Boleh juga! Kebetulan gue dulu cuma ngeliput sampe Danau
Gunung Tujuh, padahal Kerinci udah di depan mata.”
Akhirnya kami sepakat untuk ke Kerinci menggunakan Jelajah
Kerinci, agen perjalanan yang menyediakan private
trip ke Kerinci, mulai dari penjemputan di Bandara Minangkabau, homestay, makan selama perjalanan dan
pendakian, porter ke Kerinci dan
Danau Gunung Tujuh, sampai cemilan selama pendakian, dan diantar kembali ke
Bandara Minangkabau. Harga paket lengkap adalah 1.7juta. Termasuk murah
dibandingkan dengan paket pendakian lain, yang minimal harus 10 orang atau
lebih baru bisa jalan.
Ketika sampai di homestay,
saya baru tahu bahwa Jelajah Kerinci ini milik pemuda Jambi kelahiran 1991
(semuran dengan saya). Kagum, semuda itu sudah memiliki agen pendakian seperti
ini. Bisa cek akun twitter dan instagramnya, dengan id jelajahkerinci. Hasil jepretannya ciamik!
Hari yang dinantikan tiba!
Ada yang spesial di pendakian kali ini, saya berangkat dibekali
rambut nenek, sebatang cokelat, sekotak susu, dan sepucuk surat dari Ella dan
Iyas, yang diberikan di Monas di malam sebelumnya. Thanks a lot!
Surat dari Iyas & Ella |
Total lama perjalanan adalah lima hari (28 May 2015 – 1 Juni
2015). Berikut itinerary kami, semoga
membantu untuk kamu – kamu yang mau mendaki Kerinci.
Kamis, 28 May 2015
06.00 : Berangkat
dari kosan
07.00 : Sampai di
Bandara Soekarno – Hatta
11.15 : Tiba di
bandara Minangkabau
15.10 : Berangkat
ke Desa Kersik Tuo menggunakan travel dari Bandara
23.05 : TIba di
Desa Kersik Tuo, menginap di Homestay
Paiman, homestay tertua di Desa
Kersik Tuo katanya.
Jumat, 29 May 2015
08.00 : Mulai
berangkat dari homestay Paiman menggunakan angkutan ELF.
08:25 : Sampai di
Pintu Rimba
08.51 :Tiba di Pos
1 (1885 MDPL)
09.25 : Tiba di Pos
2 (2020 MDPL)
10.03 : Tiba di Pos
3 ( 2225 MDPL)
11.16 : Tiba di
Shelter 1. Kemudian istirahat makan siang dan minum the.
12.02 : Memulai
kembali perjalanan
15.20 : Tiba di
Shelter 3, mendirikan tenda dan istirahat.
Sabtu, 30 May 2015
03.30 : Bangun,
sarapan, siap-siap summit attack.
04.18 : Memulai
pendakian
05.57 : Sampai di
Puncak
06.28 : Turun dari
Puncak. Puji Tuhan, cuaca sangat cerah ketika di puncak, tetapi karena anginnya
sangat kencang, kami memutuskan untuk segera turun dan tidak berlama-lama di
puncak.
08.30 : Sampai di
Shelter 3, makan pagi, tidur, dan siap-siap turun.
10.50 : Mulai turun
15.23 : Sampai di
Pintu Rimba
Minggu, 31 May 2015
09.30 : Naik elf dari homestay ke Danau
Gunung Tujuh
09.55 : Mulai
tracking ke Danau Gunung Tujuh, Danau Volcano tertinggi di Asia Tenggara
12.20 : Sampai di
Danau Gunung Tujuh
14.30 : Mulai jalan
untuk turun
15.55 : Sampai di
pintu masuk
17.20 : Sampai di
homestay
20.40 : Dijemput
Travel untuk ke Padang
Senin, 1 Juni 2015
04.20 : Tiba di
Homestay Yani, Jalan Nipah no 1, Padang
18.20 : Terbang,
kembali ke Jakarta
Catatan:
- Kita bisa memilih dari Jambi atau dari Padang untuk masuk ke Desa Kersik Tuo. Dari Jambi butuh waktu 10-12 jam, sedangkan dari Padang sekitar 7 jam.
- Dari Bandara Padang, biasanya sudah ada travel yang menyediakan pengantaran ke Desa Kersik Tuo, kemarin kami menggunakan Travel Big Family yang menggunakan mobil APV. Saya kurang tahu harga pastinya, karena tiket kami sudah dibayar oleh jelajahkerinci, tapi info dari pendaki lain, mereka dikenakan tarif sekitar 150 – 200ribu.
- Homestay Paiman sangat recommended, karena kamar dan kamar mandinya bersih (pasti kebayangkan, gimana berantakan dan kotornya pendaki dan barang-barangnya kalau baru turun gunung), makanannya enak, dan semua penghuninya ramah.
- Di homestay Paiman juga menjual alat outdoor, oleh-oleh khas Kerinci, dan disediakan sarapan – makan malam superenak. Yang paling tidak terlupakan adalah saat kami makan sambil berbincang di sekitar meja makan bersama pendaki dari berbagai penjuru Indonesia.
- Per kepala dikenakan harga 40ribu/malam untuk penginapan (dihitung perkepala, bukan perkamar). Satu kamar, bisa untuk 2 – 3 orang. Untuk makan sekitar 15-20ribu per sekali makan (per sekali makan, bukan perhari).
- Dari homestay menuju Pintu Rimba, tempat awal pendakian, kita bisa naik ojek atau angkutan ELF 300 seharga 12ribu/orang. Untuk naik ELF ini, bisa menanyakan ke pihak homestay untuk kontaknya.
- Dari Pintu Rimba – Pos 2 masih terbilang landai, dari Pos 2 ke Pos 3 aga terjal, tapi masih ditemukan beberapa “bonus”. Dari Pos 3 – Shelter 3 sudah sangat terjal, hampir tidak ada bonus. Jalur baru mulai terbuka dari Shelter 2 – Shelter 3.
- Di tiap pos dan shelter hampir selalu ada air, tapi yang airnya paling ok, kata porter saya adalah di Shelter 3.
- Untuk ke Danau Gunung Tujuh, kita bisa menggunakan angkutan yang sama dengan angkutan ke Pintu Rimba, dengan tariff yang sama, 12ribu. Perjalanan kira-kira 20 – 30 menit dari homestay.
- Kalau waktumu cukup, sangat disarankan untuk camping di Danau Gunung Tujuh, tempatnya sangat cantik dan kalau malam hari, banyak kepiting yang bisa dimasak. Gratis! Langsung ambil dari danau.
- Kegiatan lain yang patut dicoba adalah naik Sampan kayu yang sangat sederhana dengan membayar seikhlasnya ke Bapak *saya lupa namanya*. Ketika di tengah danau, minumlah air langsung dari danau, ah, segarnya luar biasa.
- Karena pesawat kami dijadwalkan malam hari, kami memutuskan untuk menginap semalam di Homestay Yani, di Jalan Nipah no 1, dengan harga 250ribu untuk 2 orang. Homestaynya sangat nyaman, dengan AC, TV, WIFI, dan tempat yang strategis, dekat ke pusat oleh-oleh dan Damri.
Sampan di Danau Gunung Tujuh |
Terimakasih informasinya sangat bermanfaat !!
ReplyDelete