Kita bertemu sebelum kita lancar membaca. Sebelum hormon-hormon dalam tubuh berfungsi sempurna. Sebelum kita benar-benar bisa merasa. Kita sama-sama menyimpan sesuatu yang bahkan kita tidak tahu itu apa. Begitu rapi, begitu tersembunyi, tidak ada seorangpun yang tahu. Aku menyebutnya kotak Pandora. Di sana persimpangan kita yang pertama.
Waktu berlalu. Perlahan kita mulai mengerti apa isi Pandora
itu. Menanti-nanti hari dimana kita bisa saling memperlihatkan isinya.
Butuh lebih dari seribu malam untuk bertemu lagi di
persimpangan yang kedua. Begitu bahagia sampai kita terlalu tergesa
memperlihatkan isi Pandora kita masing-masing. Sayang, terlalu terburu-buru,
kita tidak membuka di waktu yang tepat. Persimpangan yang kedua berlangsung
hanya sesaat.
Kembali, kita letakkan Pandora itu dengan rapi dan
tersembunyi, di tempat yang paling sudut dimana tidak ada seorang pun yang
tahu. Perlahan, kita mulai melupakan Pandora, menemukan kotak-kotak baru yang
warna warni. Pandora dibiarkan mengusang bersama kenangan dan penyangkalan.
Semesta memberi kejutan tiga ribu hari kemudian. Kita
kembali bertemu di persimpangan yang ketiga. Bertemu denganmu, membuatku
kembali mengingat Pandoraku. Sudah tidak berbentuk, bahkan aku sudah hampir
lupa apa isinya, lebih tepatnya, membiasakan diri melupakan apa isinya. Aku
hanya mengelap bagian luarnya, belum berani membuka isinya.
Mari belajar dari masa lalu. Ketergesaan memisahkan kita
sekian lamanya. Oh ya, Pandora kita juga ternyata sama sekali belum teruji,
kita belum pernah benar-benar mengeluarkan isinya. Kemungkinan terburuk, isinya
hanya letupan-letupan singkat yang kemudian menguap.
Persimpangan ini untuk dinikmati, pikirku, karena mungkin,
ini persimpangan kita yang terakhir.
Entah sempat kembali dibuka atau tidak, yang perlu kita ingat, bahwa
Pandora ini akan selalu ada. Rapi dan tersembunyi.
https://soundcloud.com/suaracerita/sekiranya-kita-bertemu-hari-ini/recommended
ReplyDeleteThanks :D
Delete