Aku menyukaimu sejak kita masih anak-anak. Aku menyukaimu seperti aku suka mandi hujan, seperti aku suka berlari, dan seperti aku suka belajar matematika. Tidak butuh alasan untuk suka mandi hujan, berlari, dan belajar matematika, mereka seolah sudah tertulis di DNA ku. Serupa itulah aku menyukaimu, sudah tertulis di DNA ku juga sepertinya. Anak – anak tidak peduli pada kerumitan, tidak bisa berpikir panjang, dan menyukai hal yang spontan. Aku tidak peduli bahwa doa yang harus kita hafal ternyata berbeda, kamu harus hafal Al-Fatihah sedangkan aku harus hafal Bapa Kami. Aku sangat bersyukur bahwa aku bisa bertemu denganmu selama hampir setiap hari selama lima tahun. Aku gembira saat berlari bersamamu mengejar lawan untuk menjaga benteng kita. Aku menyukaimu dengan sederhana, spontan, dan tanpa kerumitan. Tahun berlalu, aku dan kamu tumbuh dewasa, dan kita kembali bertemu, saat kamu sudah bersama calon pasangan hidupmu. Orang dewasa menyukai kerumitan, sudah bisa ber...