Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2015

Senja dan Fajar di Beranda

"Setelah punya rumah, apa cita-citamu? Kecil saja: Ingin sampai rumah saat senja. Supaya saya dan dan senja sempat minum teh bersama di depan jendela.” Salah satu kutipan puisi dari Joko Pinurbo, yang kalau saya resapi, jadi sempat menikmati senja di beranda. Minggu lalu, 14 Februari 2015, saya jalan-jalan ke Lembang Bandung, dan yang paling spesialnya (selain tentunya teman-teman perjalanan) adalah villa yang kami tempati. Berandanya sangat spesial, karena kami bisa melihat matahari terbenam dan terbit dari tempat yang sama. Tidak banyak tempat yang mudah dijangkau supaya kita bisa melihat matahari terbenam dan terbit dari tempat yang sama tanpa terhalang apapun, tapi ternyata di beranda itu bisa. “Andai bisa punya tempat yang kaya gini di Jakarta,” kata teman saya, saat kami menikmati matahari tenggelam di ujung barat sana. “Kalaupun kita bisa punya tempat kaya gini, semoga kita bisa pulang kantor sebelum gelap,” saya menimpali ucapannya. Selalu ada e

Cinta Monyet

  Cinta monyet! Hampir semua orang punya pengalaman tentang cinta monyetnya masing-masing, termasuk saya. Salah satu pengalaman yang nggak terlupakan dan bikin ketawa kalau diinget sekarang. Kejadiannya sekitar tiga atau empat tahun yang lalu. Saya dan adik saya ikut pendakian ke Semeru untuk yang kedua kalinya, masih penasaran karena pendakian pertama belum sampai puncak. Waktu itu Semeru masih belum terlalu ramai, film 5 CM belum keluar. Ini pengalaman pertama saya mendaki bersama orang-orang yang belum pernah saya temui dan saya kenal sebelumnya. Mereka berasal dari suatu komunitas sosial yang peduli pada anak pinggiran. Sebelum pendakian, kita mampir menginap dulu di Malang, di sanggar sosial, untuk anak-anak belajar dan bermain musik. Singkatnya, mata saya nggak bisa lepas dari sesosok pria gondrong yang lagi asik bercanda sama anak-anak. Pemandangan itu unik banget rasanya untuk saya. Berambut agak ikal, gondrong sebahu, kuping beranting, penampilan agak sangar, tapi b

Pernah Menyesal

Pernah menyesal? Saya pernah. Sekitar enam atau tujuh tahun yang lalu, saya yakin saya mau masuk UI. Alasan utamanya adalah saya mau ikut Mapala nya yang sangat terkenal sebagai salah satu perintis berkegiatan alam bebas di Indonesia. Saya masuk di tahun 2009 dan ternyata open recruitment baru akan diadakan di tahun 2011. Sambil menunggu, saya mencoba aktif di organisasi lain, dan ternyata kelewat aktif sampai akhirnya saya memutuskan untuk tidak melanjutkan program BKP saat itu. Saya masih ingat, saya hanya ikut seleksi awal (fisik & psikotest) dan ternyata lolos, setelah itu datang dua kali latihan, dan tidak pernah kembali lagi. Alasannya sederhana, saya tidak bisa mengikuti kegiatan BKP yang mengharuskan hadir hampir setiap minggu karena harus bertanggung jawab di tempat yang lain. Setelah dipikir-pikir lagi sekarang, alasan itu hanya sebatas “excuse”, karena saya nggak benar-benar berusaha mau membagi waktu. Saya melewatkan kesempatan yang pertama. Katanya, kesempata