Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2020

Perjalanan Pukul Enam

Belum pernah Randu seresah ini menanti akhir tahun. Setelah sekian lama merenung-renungkan, akhirnya Randu tahu tujuan akhir perjalanannya dan bagaimana ia ingin menghabiskan seluruh waktunya untuk sampai pada tujuan itu. Akar, ya, Akar. Ia harus memberi tahu Akar, teman setia perjalanannya selama ini. Akarnya yang penyabar, yang lembut hati walau sesekali keras kepala.  Tidak ada yang salah dengan perjalanan Akar dan Randu selama beberapa tahun terakhir. Jalan yang mereka lalui bukan taman yang penuh dengan bunga warna-warni, bukan juga jalan setapak yang kanan kirinya jurang dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Jalan yang mereka lalui adalah jalan setapak di hutan yang rimbun dan teduh. Jika matahari terbit dan tenggelam adalah waktu terbaik bagi kebanyakan pejalan, bagi Akar dan Randu, saat terbaik adalah selepas matahari terbit. Saat matahari sudah keluar, tetapi belum benar-benar sampai di atas kepala. Kalau diibaratkan, perjalanan mereka seperti cuaca pukul enam pagi. Heni

I am a Killer

I am a Killer adalah serial Netflix yang minggu ini sedang saya tonton. Serial ini terdiri dari dua Season dan mengisahkan tentang orang-orang yang dijatuhi hukuman mati di Amerika Serikat. Setiap episode menceritakan pelaku yang berbeda. Tidak hanya pelaku yang akan diwawancarai dan menceritakan kronologinya, tetapi ada juga detektif, pengacara, dan hakim yang ketika itu menangani kasusnya, bahkan ada juga keluarga atau sahabat korban yang ikut diwawancarai. Hampir semua kasusnya adalah pembunuhan berencana. Kalau hanya melihat headline berita pembunuhan berencana yang dilakukan dengan sangat brutal, yang pertama kali terbayang di pikiran saya adalah, " Kok tega ya." Setelah melihat serial ini, ada beberapa sisi lain yang akhirnya saya tahu. Pembunuhan tentu saja sisi yang hitam dan tidak pernah bisa dibenarkan, tapi kisahnya bisa dilihat dari berbagai sisi. Untuk satu kasus, setiap yang diwawancara memberikan kisahnya masing-masing, ada yang beririsan, dan ada yang sunggu

Souvenir

Pertengahan minggu ini, seorang sahabat meminta saya untuk menuliskan semacam rangkuman kisahnya untuk dituliskan di souvenir pernikahannya nanti. Aduh, tentu saja dengan penuh sukacita saya akan mempersiapkan, meskipun kalau nanti akhirnya nggak kepake . Kisahnya memang tidak selinear yang saya sampaikan berikut, tapi sungguh saya belajar dari pasangan ini bahwa yang tulus, tanpa pamrih, dan diperjuangkan, dalam kisah ini akhirnya menjadi 'saling'.

Cerita dari Pulau Sepa

Instagram @jakartainformasi Pulau Sepa adalah salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang ukurannya tidak terlalu besar dan hanya ada satu penginapan. Saya lupa persisnya, entah akhir Oktober atau November 2019, kami berempat, Saya, Will, Brian, dan Lina mengunjungi pulau ini. Karena hanya ada satu penginapan dan peminatnya lumayan banyak, pemesanan harus dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Ketika itu, kami memesan dua minggu sebelumnya, dan hanya tersisa dua kamar terakhir dengan lokasi yang tidak terlalu strategis. Kalau lihat dari gambar di atas, kamar kami di dekat dermaga yang sebelah kiri. Paket dua hari satu malam seharga 1.5 juta per orang sudah termasuk antar jemput speedboat dari Dermaga Marina Ancol, makan empat kali, dua kali snack , dan gratis canoe satu jam. Kapal berangkat dari Ancol Sabtu jam 8 pagi, perjalanan untuk sampai Pulau Sepa kira-kira satu jam. Hari Minggunya, kami akan kembali diantar jam 2 siang.  Yang paling menyenangkan dari pulau ini adalah pasir putih da

Jeda

Setelah hari-hari yang panjang dan begitu hiruk-pikuk Malam tenang menjadi sebuah kemewahan Memberi jeda bagi pikiran untuk berimajinasi liar Sebebas anak-anak yang selalu penuh dengan keberanian Tiba-tiba, aku teringat pada beberapa helai rambut putih Yang tidak sempat direnungkan tadi pagi Aku ingin menghabiskan sisa malam di ketiakmu malam ini Yang hangat seperti rahim ibu Kemudian perlahan terlelap seperti bayi yang puas menyusu