Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2018

Berjalanlah. Nikmatilah.

Akhirnya aku kembali ke pelukanmu Menjejaki lagi lekuk punggungmu setelah sekian lama tidak bertemu Irama nafasku yang bernada sumbang Ikut beradu dengan nyanyian riuhmu yang syahdu Bersama riak sungai yang berkejaran, Tonggeret yang berterompet, Dan cericit burung yang berdengung merdu Aku memburu sudut-sudutmu Dengan peluh dan nafas tersengal Tak perlu tergesa, bisikmu Karena perjalanan untuk dinikmati Meski puncak tak sabar untuk disambangi. Kulelapkan tubuhku dalam pelukanmu Ah, seperti melayut di rahim ibu Tak ada marah, sumpah, dan serapah Tak kenal istilah lelah, gundah, dan gelisah Berjalanlah. Berjalanlah. Berjalanlah. Beristirahatlah. Bersabarlah. Nikmatilah. Tak perlu tergesa Karena perjalanan untuk dinikmati Meski puncak tak sabar untuk disambangi --- Setelah tabung-tabung jiwamu kembali terisi, Pulanglah! Kembalilah kepada para terkasihmu Rindu yang syahdu Juga petualangan baru Menunggumu di balik pintu

Pulang

Rindu membuncah Di antara sepoi dingin yang terselip masuk melalui setiap sela Lantunan air yang jatuh Menciptakan irama penghantar tidur Menghantar rindu dan doa yang selalu beriringan untukmu, kasihku Aku bisa melihat punggungmu dari kejauhan Punggung itu sudah berada di tempat biasa Seperti pendaki yang sudah bisa melihat puncak gunungnya Dengan perasaan itulah, aku datang menghampirimu Mata yang selalu jujur, senyum khas yang canggung menggantung Ah, ini dia kasihku. Kemudian kita berjalan bersisian.. Bercerita tentang perjalanan Kamu tahu salah satu bagian terbaik dari perjalanan? Pulang Kamu tempatku pulang, kasihku.