Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2021

Angkat dan Rayakan

Aku lihat tuhan Saat hampir mati Mengakhiri hidup di tangan sendiri Dia menghampiri Lalu tanya-tanya Kamu sedang apa? Kenapa, mengapa? Tuhan aku malu Aku penuh dosa Mengapa kau datang Di saat begini? Ku tahu hidupmu Tanpa kau cerita Aku lihat semua Dari atas sana Sudah-sudah tak apa Aku tidak murka Kamu pasti lapar Ayo cari makan Dan kita berjalan Seperti kawan lama Maukah ----- Sebab ia berkata Lihatlah ke depan Dan semua yang telah lalu Yang jauh terbentang, itulah jalanmu Yang salah dan benar Yang kalah dan menang Angkat dan rayakan! Angkat dan rayakanlah! Angkat dan rayakanlah! Angkat dan rayakanlah! Ananda Badudu

Pada Nasib, Pada Arus

Tak akan kuserahkan garis hidupku Pada nasib, pada arus Dan pada rasa-rasa yang tak menentu Yang mengikatku Tak akan kubiarkan arah hidupku Dihempas nasib, dibawa arus Akan ku tentang, tantang, dan tanggalkan Itu yang ku tahu Dan akan kutuliskan jalan hidupku Tanpa nasib, melawan arus Bila deru-deru itu balik menghujamku Aku kan, aku kan melawan Sekuat-kuatnya, sekuat-kuatnya melawan Tak akan kuserahkan garis hidupku Pada nasib, pada arus Ananda Badudu

Apa Mimpimu?

Ulurkanlah jarimu Tuk ku rengkuh Dengan sepenuh hati yang telah kau tempa Dengan tabah  Dengan kasih yang tak pamrih Yang ilahi Apa mimpimu Yang belum tersentuh Tangan-tangannya Tangan-tanganku Benamkanlah lelahmu Tuk ku peluk Dengan sepenuh kasih yang murah hati Dengan sabar Dengan kasih yang tak pamrih Yang ilahi Ananda Badudu, feat Monita

Kita Berangkat Saja Dulu

Sepanjang hidup kita Mencari-cari tanda Tuk Beranjak Tuk Berjalan Sejauh pandangan Yang keruh kerontang Tiada jawaban Yang kelak kan datang Tak kau tahu sekarang Inikah inilah Dan laut terbelah Tanah menengadah Percayalah Barangkali kita berangkat saja dulu Meski tahu Jalan nanti kan berbatu Tak kau tahu Berapa jauh Tapi pasti Kita berangkat saja dulu Meski tahu Barangkali Kemanakah awan Kemanakah api Yang menuntun dan terangi Lelah kita lelah Hingga ia pergi Adakah jawaban Ananda Badudu, feat Monita

Koin

Fana sekaligus abadi Tentang hidup yang begitu fana, tapi kisahnya bisa abadi Bebas sekaligus terikat Hidup sesuai dengan apa yang diyakini, tapi terikat pada perasaan bersalah Anugerah sekaligus musibah Karena hidup adalah anugerah, walaupun sebenarnya diberikan sepaket dengan musibah Sekali waktu, kamu merasa beruntung bisa dilahirkan Di lain waktu, kamu merasa hidup adalah penderitaan Saya rasa, tuhan terobsesi pada koin dalam proses penciptaan Dua sisi yang bertolak belakang, tapi tak bisa terpisahkan

Untuk Kekosongan yang Tidak Akan Pernah Bisa Terisi

Untuk kekosongan yang tidak akan pernah bisa terisi Sekalipun telah memasukkan seluruh dunia ke dalamnya Sekalipun telah berbicara dengan seluruh manusia yang pernah hidup di bumi Sekalipun telah berjalan menyusuri setiap sudut yang bisa dijelajahi Untuk kekosongan yang tidak akan pernah bisa terisi Sekalipun seluruh to do list  sudah selesai dilakukan Sekalipun seluruh cita-cita sudah terpenuhi Sekalipun seluruh hidup sudah menunjukkan bagian terbaiknya Untuk kekosongan yang tidak akan pernah bisa terisi Yang semakin berusaha diisi, justru semakin terasa kosong Yang semakin dikejar, justru semakin terasa menjauh Yang semakin, justru semakin Untuk kekosongan yang tidak akan pernah bisa terisi Tidak dengan sukacita Tidak juga dengan penderitaan Tidak dengan kelegaan Tidak juga dengan kekhawatiran Tidak dengan keberanian Tidak juga dengan ketakutan Tidak dengan kedamaian Tidak juga dengan chaos Untuk kekosongan yang tidak akan pernah bisa terisi Yang tetap kosong, sampai akhirnya dibawa

Meledak

Mukanya berubah menjadi merah, oleh amarah Lalu kepalanya membesar, dipenuhi gusar Diikuti dadanya yang menggelembung, lalu ia limbung Kini ia perlahan melayang ke udara Tubuhnya sesak dengan kecewa  Sekuat tenaga ia berusaha mencengkeram akar pengharapan Tapi ketakutan membuat tubuhnya semakin ringan Ia terus melayang dalam kesakitan Semakin tinggi, tinggi sekali  Sampai akhirnya hanya terlihat seperti satu titik Kemudian ia meledak di udara Menjadi serpihan partikel tak kasat mata Tak lagi merasa apa-apa

Khawatir

Bagi saya, sulit sekali bisa sepenuhnya mengerti keadaan orang lain sampai saya yang ada di posisi itu sendiri. Yang terbaik yang bisa dilakukan adalah hadir menemani, menawarkan apa yang bisa dibantu, walau kadang tidak sepenuhnya mengerti keadaan atau yang sesungguhnya mereka rasakan. Terlebih, di keadaan tertentu, tidak semua yang dirasakan bisa diceritakan.  Ketika menemani seorang teman yang patah hati, saya yang belum pernah patah hati tidak paham bagaimana ia bisa sampai tidak makan sama sekali selama beberapa hari. Ketika seorang teman kehilangan ibunya, saya tidak bisa benar-benar merasakan kesedihannya. Yang bisa saya lakukan adalah menemani, walaupun saya bingung apa yang sebenarnya sungguh dibutuhkan ketika itu. Ketika belakangan jumlah yang positif Covid-19 melonjak dan banyak yang isolasi mandiri, saya tidak pernah benar-benar paham bagaimana perasaan khawatir dari anggota keluarga lainnya sampai itu menimpa anggota keluarga sendiri.  Kakak saya positif setelah dua minggu