Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2020

Hari yang Lezat

Mengejamu, Dari huruf yang menjadi kata Dan menjadikannya kalimat Tanpa sadar, disinilah kita Dalam sebuah alinea Menggenggammu, Berkait pada bu ku-buku jarimu Menelisik helai demi helai lembut romamu Ooh, izinkan aku menyelinap Memetik buah pikirmu Bergelung dalam palung sabarmu Ada kantong yang kulepaskan hari ini Ia berisi tuntutan kesetaraan Yang ternyata tidak lagi relevan, Karena kamu sudah adil sejak dalam pikiran Hari ini begitu lezat, Aku bisa menghirup aroma bahagia yang menguar Mencecap baik-baik kebersamaan kita Menemukan kembali resep utama mengapa kita adalah pokok Aah, tapi tetap ada sisa yang harus kubawa pulang Yang tak tertahankan tapi belum bisa disampaikan

Keluarga Cemara

Saya sering merasa menjadi adik durjana. Bagaimana tidak, sedari kecil kalau Ibu sudah menunjukkan gelagat akan menyuruh saya mengerjakan pekerjaan rumah, saya akan dengan secepat kilat mengambil buku lalu pura-pura belajar. Kakak yang sudah hafal pola kurang ajar saya ini akan langsung teriak, "Kamu nggak usah pura-pura belajar". Saya lalu mendadak tuli dan meneruskan "membaca" sementara Ibu akan menyuruh kakak saya melakukan pekerjaan rumah. Sampai sekarang,  kalau pulang ke rumah pun saya masih menjadi yang paling malas mengerjakan pekerjaan rumah. Air tuba dibalas dengan air susu. Betapa bandel dan keras kepalanya saya ketika kecil, kedua kakak ini tetap baik bukan kepalang. Yah, walaupun saya sempat dikunci mereka di kamar mandi atau didiamkan beberapa hari. Tidak akan lupa betapa senangnya saya saat Kakak Pertama mengajak ke Ramayana untuk dibelikan baju natal. Saya memilih baju pink dan celana putih ketika itu. Setiap dia mengabarkan akan pulang

sebelum tidur

aku lelah, kataku. yaa tidurlah, timpalmu. bagaimana kalau ketika aku bangun ternyata lelah masih mengejarku, tanyaku. percayalah, lelahpun perlu istirahat. tidur sayang, katamu. bagaimana kalau aku tidak bisa sampai besok, tanyaku. setidaknya kita sampai hari ini. peluk aku, pintaku. mendekatlah, jawabmu. mungkin besok aku sembuh, kataku di lenganmu. yang penting bagiku, kamu bertumbuh. terima kasih, kataku. akupun demikian. aku terima kasihmu. tapi aku tidak selalu penuh dengan kasih. ada yang pernah bersabda, berbahagialah mereka yang memberi dari kekurangannya. syukur kepada allah, bisikku.

Satu Hari Lagi

Satu hari lagi. Hari ini, bisa jadi ada kesalahan lagi. Yang terjadi sangat mungin bukan yang diharapkan. Semesta tidak selalu mendukung, sesekali dia menikung. Kadang merasa salah tempat, atau bahkan merasa tersesat. Satu hari lagi. Bagaimana kalau tidak cukup baik? Bagaimana kalau tidak bisa secepat itu melaju? Bagaimana kalau tidak juga ada perubahan? Bagaimana kalau bagaimana? Satu hari lagi. Hari ini, bisa jadi ada keputusan yang benar. Yang terjadi sangat mungkin adalah yang diharapkan. Semesta tidak selalu menikung, sesekali dia mendukung. Satu hari lagi. Menerima bahwa diri tidak selalu baik. Cepat tidak selalu tepat. Tidak selalu ada perubahan, tapi semoga kami selalu memelihara harapan. Satu hari lagi. Mari berjalan bersama. Saling menemani, menyambut renta. Sampai sebagian kita, tidak punya satu hari lagi. selamat. ulang. tahun.