Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2016

Titik

Ada tujuan dan pelajaran dari setiap orang yang hadir dalam hidupmu, dia akan pergi ketika tugasnya telah selesai. Saya tidak ingat siapa penulisnya, tidak juga yakin demikian rangkaian kalimatnya tapi saya pernah membaca hal serupa ini di suatu tempat. Selama ini saya memiliki beberapa teman dekat, kami saling bertukar cerita, saling mendukung, tapi mereka tidak pernah mengkritik saya habis-habisan. Mungkin karena ada bagian yang saya tidak tunjukkan ke orang lain selain orang-orang yang benar-benar dekat. Kamu menemukan sisi tergelap saya yang bahkan mungkin selama ini saya tidak sadari, kamu mengkritik saya habis-habisan, kamu yang membuat saya sadar dan mengakui bahwa “I am a selfish jerk.” Saya Si Brengsek yang Egois. Saya kira saya pendengar yang baik. Ternyata tidak. Saya mendengar apa yang mau saya dengar, bukan apa yang harus saya dengar. Saya kira saya pengamat yang baik. Ternyata jauh dari itu. Saya sedikit banyak menyadari apa yang terjadi di sekeliling, tapi sa

Amplop

Alam memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan, tepat di depan warung kelontong. Aku turun membeli amplop. Dia memberiku beberapa lembar uang sekaligus pulpen. Kami akan segera menghadiri pernikahan sahabat Alam. “Kamu terbiasa menulis namamu di amplop?” Aku bertanya kepadanya heran. Aku kira hanya generasi ibuku yang masih menjalani tradisi ini. “Adatnya memang demikian, Raya. Kamu menulis namamu disitu agar mereka tahu. Jadi suatu hari kamu mengadakan acara serupa, mereka tahu harus memberi berapa,” katanya sabar. Aku mendengar alasan yang persis sama dari ibuku ketika aku protes padanya tentang mencantumkan nama di amplop. Ibuku masih menjalani kebiasaan ini. “Itu namanya pamrih dong. Mereka harus mengembalikan yang telah kita berikan. Jadi, mereka malah berhutang kepada kita. Kalau kita ikhlas memberi, kenapa kita harus menulis nama disitu?” aku memberondongnya dengan pertanyaan. “Kebiasaan di tempat kita, jika ada orang yang mau mengadakan acara, biasa