Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2018

Pelukan Ibu

Dengan langkah pelan, perempuan itu berjalan masuk. Cahaya temaram lilin menerangi wajahnya. Dia memilih duduk di sudut lalu memandang wajah teduh Ibu. Tak lama kemudian, ia memejamkan mata. Bahunya terguncang. Ia menangis tergugu tanpa suara di pelukan Ibu. Segala bahagianya. Segala syukurnya. Segala khawatirnya. Segala lukanya. Segala sedihnya. Segala yang tidak mungkin ia ceritakan pada dunia. Ia bawa dan ceritakan kepada Ibu, tanpa suara. Ibu memeluknya dengan penuh kasih. Dalam hening, tanpa penghakiman, tanpa syarat. Cukup lama ia terbuai dalam pelukan Ibu. Ia senyaman bayi dalam rahim, segala yang ia butuhkan sudah berada di dalam sana. Pelukan yang membuatnya lupa bahwa dunia sedang memanggil, menunggunya di luar sana. "Ibu Maria, dampingilah aku selalu," katanya kemudian diikuti tiga kali Salam Maria lalu bergegas pergi. Kembali ke pelukan dunia.

Berkenan

Semesta mempertemukan Tidak ada yang menggebu Tidak ada yang terlalu Tidak berlebihan tentang masa lalu Tidak juga terlalu berangan tentang masa depan Kita berjalan bersisian Sesekali sibuk dengan masing-masing pikiran Kemudian mendarat pada kenyataan Bahwa hening pun terasa nyaman Kita berlari beriringan Sesekali terpisah dari barisan Kemudian bertemu lagi di depan Sambil saling menyambut dengan segaris senyuman Spontanitasmu mengingatkan saya pada ketulusan anak-anak, menggembirakan Canggungmu mengingatkan saya pada remaja tanggung yang malu-malu, menggemaskan Sabarmu mengingatkan saya pada sebatang pohon rindang di savana gersang, meneduhkan Tenangmu mengingatkan saya pada hening panjang di jalur Argopuro, mendamaikan Belajar.. Menerima segala keterbatasan Mendampingi dalam kesederhanaan Mengasihi untuk saling membebaskan Dan semoga.. Semesta memperkenankan.