Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Climbing

Kegiatan outdoor  dan olahraga ekstrim sedang booming  beberapa tahun terakhir. Kalau dahulu hanya komunitas atau penggiat dari kalangan tertentu yang bisa terlibat, sekarang banyak pihak yang sudah membukanya untuk umum, sebagai bagian dari usaha komersil mereka, termasuk climbing . Di Tangerang sana, ada fasilitas climbing indoor  yang terbuka untuk umum. Saya mencobanya awal Desember kemarin. Setelah tujuh tahun berlalu, ini pertama kalinya saya kembali ke papan panjat. Tempatnya lumayan menyenangkan. Di lantai dua ada tempat untuk latihan bouldering . Di lantai empat, untuk latihan panjat. Ada berbagai level kesulitan, mulai dari very easy sampai Cry.  Segala peralatan, dari sepatu, harnest, dll sudah disiapkan. Disediakan juga petugas  belayer, yang siap sedia memandu dan menjaga kamu selama memanjat.  Mas belayer bertanya kepada saya, "Mba dulu anak sispala ya?" "Kok tahu mas? Pernah ketemu gitu dulu?" Saya ingat, sispala kami beberapa kali melakukan

Nyanyian Pagi

oleh Iksan Skuter Kicau burung nyanyikan lagu sedih Senandungkan luka yang dalam Hibur diri dalam kesendirian Ditemani embun yang tercemar Menangis burung dalam nyanyiannya Kemanakah kawan-kawanku Yang dulu selalu setia menemani Menyambut indah fajar pagi Burung melanjutkan nyanyian itu Menyisipkan sebaris doa Apakah aku akan selalu ada Menghiasi bumi manusia Ia berdoa untuk tetap hidup Untuk hiasi indah dunia Bernyanyi burung yang kesepian itu Ku dengar lewat nyanyian pagi Memang yang kurasakan pagi ini Terasa hampa tak berarti Tak seperti pagi-pagi dahulu Dan kurindukan semua itu Kini nyanyian burung tlah berhenti Lanjutkan drama kehidupan Bertahan hidup dalam kesulitan Bertahan dalam kesepian Lalalalalalalala Lalalalalalalala..

Kenangan

Kenangan membeku Dalam bingkai ruang dan waktu Melayang-layang di sudut kamar gelap Memandangimu yang sedang terlelap Kamu menggigil  Dipeluk kenangan  Yang semakin dingin Kenangan semakin beringas Menyelimutimu sampai tidak mampu bernapas Kamu mati  Sebagai ampas

Mba Ningsih

Saya ambil tulisan ini dari tumblr, penggalan perjalanan ke Rinjani di Lebaran 2013. Saya dan Leo ke Rinjani dengan moda transportasi darat, dari Jakarta - Bandung - Yogyakarta - Banyuwangi - Bali - Lombok. Perjalanan yang cuma berdua ini benar-benar memberikan ruang untuk lebih banyak merenung dan berinteraksi dengan orang yang kami temui selama di perjalanan. Tidak banyak yang suka naik kereta ekonomi, apalagi untuk jarak jauh. Dahulu, kereta ekonomi memang dipandang tidak manusiawi. Saya sempat mengalami tidak dapat tempat duduk, tidur di sela-sela antara kursi dengan kursi, tidur di jalanannya, bahkan membajak WC nya untuk tidur. Pernah juga menghabiskan malam di sambungan gerbong bersama banyak bapak-bapak petani yang hendak ke Jakarta. Syukurlah, sekarang keadaannya sudah jauh lebih baik dan manusiawi. AC-nya bekerja dengan baik, tidak ada penumpang yang tidak mendapat tempat duduk, bahkan kamar mandinya harum dan bersih. Yang tidak berubah adalah keramahannya. Itu salah s

Roller Coaster

http://mentalfloss.com/article/503373/12-secrets-roller-coaster-designers Saya selalu tersenyum, ah lebih dari tersenyum, saya bahkan tertawa sendiri setiap mengingat momen itu. Momen saat kita naik roller coaster.  Melihatmu, seperti melihat diri saya sendiri beberapa tahun yang lalu. Saya sungguh mengerti apa yang kamu rasakan. Dimulai dengan keraguan untuk menaiki wahana dan ketakutan untuk mencoba. Sempat ingin menyerah saja, tapi dorongan untuk mengetahui sensasinya jauh lebih besar. Ketika mulai menaiki tangga wahana, degup jantung makin tidak teratur. "Jantungku tidak karuan," katamu berbisik, takut terdengar anak kecil di depan yang sama sekali tak gentar. Saya hanya membalas dengan tersenyum, membiarkanmu berproses. Saya mencoba memutar ulang semuanya, kembali hadir menjadi penonton. Kamu seperti anak kecil yang ingin tahu, tak henti bertanya dan memberikan komentar spontan yang ingin membuat saya tergelak. Saya seperti menonton film komedi. Akhirnya kita me

Sebotol Bir Tanpa Bukaan

sebotol bir tanpa bukaan botol katamu wanita harus a sampai z lalu pria tidak bisa menemukan satu cara bagaimana membuka sebotol bir tanpa pembukanya? katamu.. perempuan harus bisa masak perempuan harus mengurus anak perempuan tidak bagus merokok perempuan harus a sampai z kataku.. perempuan jika bisa memasak, bagus laki-laki bisa memasak, bagus manusia bisa memasak bagus. Ya, manusia, bukan hanya perempuan atau hanya laki-laki kataku.. perempuan harus mengurus anak laki-laki harus mengurus anak orang tuanya yang terdiri dari perempuan dan laki-laki harus mengurus anak, bersama-sama kataku.. merokok tidak bagus untuk kesehatan perempuan merokok tidak bagus untuk kesehatan laki-laki merokok tidak bagus untuk kesehatan manusia ya, manusia. perempuan dan laki-laki. tidak hanya salah satunya saya percaya pembagian peran yang seimbang saya percaya ada kodrat yang tidak bisa dilanggar tapi saya juga percaya bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sa

Camping Auwooo

Camping dan teman lama adalah perpaduan yang sempurna. It has been a while.  Terakhir kali saya camping di Sukamantri adalah Desember 2012, bersama Hanna, Fidel, dan Leo. Tidak akan terlupakan, lima tahun lalu Fidel datang dengan ayam dua ekor yang dengan susah payah kami bakar dan habiskan. Camping kali ini akhirnya bersama Rambe, Leo, dan Fidel. Sayang sekali Hanna tidak bisa ikut karena harus kerja. Tapi Hana An*sa yang sedang naik daun itu berkali-kali muncul di sela-sela perbincangan kami. Ah, gunung selalu lebih menyenangkan dari pantai rasanya. Sekedar duduk santai sambil minum teh hangat atau berbagi nutrisari saja sudah menyenangkan. Lalu tidur sore dengan tiupan angin gunung dan terbangun karena anak-anak berteriak auwoo berkali-kali. Auwooooo uwooo uwoooo. Kami menghabiskan malam sambil memasak diselingi gurauan-gurauan kecil. Nasi matang, ayam bakar siap disantap. Makan malam kami ditemani terang bulan purnama dan kerlip cahaya kunang-kunang. Tidur diiringi derik to

Tujuan

Setiap keputusan yang diambil seharusnya mengarah pada suatu tujuan. Mengingat apa tujuan tersebut menjadi begitu penting agar ketika ada banyak tawaran di sepanjang perjalanan, semua dikembalikan kepada tujuan. Tawarannya bisa menjadi sangat menggoda, terlihat begitu indah, terasa begitu menjanjikan. Tujuan menjadi dasar: 1. Untuk mengambil tawaran itu, atau 2. Melewatinya karena tidak sesuai dengan tujuan. Proses melewatinya bisa tidak sesederhana itu. Perlu latihan untuk mengingat kembali bagaimana tujuan itu dibuat. Pertimbangan apa yang diambil. Proses apa yang dilalui. Tujuan harus begitu kuat karena segala upaya yang kita lakukan akan mengarahkan kita kesana. Jika tujuannya salah? "Jika suatu hari saya mulai bosan dan mulai kehilangan arah, tulisan ini yang akan kembali menguatkan saya mengapa saya ada di jalur saya yang sekarang. Mengapa saya memutuskan untuk memilih jalan ini, bukan yang lain,"  Saya menulis demikian di catatan harian ketika saya membuat suat

Kembali

Saya pamit pergi Mungkin tidak kembali Lalu singgah di beberapa tempat Menemukan banyak hal baru Menyadari kesalahan yang saya buat Belajar ini dan itu Kembali Rekonsiliasi Tidak bisa lagi berjuang dengan cara yang sama Jika mengharapkan hasil yang berbeda Perlahan, saya mengetuk pintumu Kamu sedang duduk menanti "Saya percaya kamu akan kembali.." "Akhirnya saya sadar bahwa saya harus kembali.." 6 Sep 2017 00.30

Just Keep Swimming

http://www.gradpsychblog.org/wp-content/uploads/Just-Keep-Swimming.jpg Sepanjang hari, lantunan Just Keep Swimming dari Finding Dory menempel di kepala saya. Mengalun di tempurung sampai beberapa kali akhirnya tergumam juga. Akhirnya, akan kembali berenang setelah sekian lama. Sebagai newbie , saya masih jauh dari jago. Pergerakan saya sangat lambat. Tapi, yaa, just keep swimming .. Percobaan pertama, saya gagal mencapai ujung. Percobaan kedua, masih belum berhasil meskipun sudah lebih jauh dari sebelumnya. Terus mencoba, keukeuh bahwa saya harus bisa sampai ujung. Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya saya dapat apa yang saya mau meskipun sambil terengah-engah. Ada kepuasan tersendiri ketika akhirnya saya bisa memperoleh apa yang saya inginkan. Setelah sampai, apalagi? Pikiran menuntut sesuatu yang lebih. Saya coba bereksplorasi. Bergerak dengan lebih santai sambil menikmati gelombang yang terpantul di dasar kolam. Dia bergerak dengan teratur, sesekali bersi

Lapar

Kemarin kamu membatalkan sepihak. Hari ini, kamu, lagi-lagi secara sepihak, mengubah rencana besok menjadi hari ini. Kamu otoriter. Ah, saya mendadak kehilangan selera menonton monyet-monyet itu. Kita tidak jadi nonton. Alih-alih, saya mengajakmu ke tempat makan favorit saya dengannya. Antriannya panjang. Seperti biasa, secara sepihak, kamu memutuskan untuk menunggu. Ah, padahal, saya sudah lapar sekali. Orang lapar biasanya akan menunjukkan dirinya yang sebenernya, termasuk saya. Saya mulai mengomentari hal-hal tidak penting. Mulai memberikan ekspresi tidak menyenangkan untuk apa yang berlalu lalang di hadapan saya. Selera humormu yang buruk pun jadi tidak bisa lagi ditoleransi. Akhirnya namaku dipanggil. Menu diberikan. Kita memilih-milih menu. "Kalau kami dulu biasanya makan sambal mangga muda," kataku tanpa filter. "Jangan, nanti keguguran," jawabmu asal. Raut wajahmu terlihat berubah, tidak bisa kamu sembunyikan. Saya kembali mengomentari hal-hal yang tidak

Genangan

https://pixabay.com/en/macro-puddle-rain-raindrops-71261/ aku berjalan. menikmati malam. jalanan masih basah karena hujan. kulihat jalan menuju rumahmu yang tidak pernah lagi aku lalui. kulihat mobil antik hijau tua pekat. rupanya platnya tidak sama dengan milikmu. kulihat tempat ngopi yang biasa kita kunjungi tiap minggu malam. tempat itu kini kosong. ada banyak genangan. dengan hati-hati aku berjalan menghindarinya. berharap genangan ini tidak perlu mengotori kakiku. satu genangan, dua genangan, lima genangan, seratus genangan, tiga ribu lima ratus tujuh puluh sembilan genangan. Ahhh, ternyata menghindari genangan sangatlah melelahkan. kuputuskan untuk menghampiri genangan itu satu persatu. genangan kenangan. kenangan yang menggenang. ada yang dangkal. ada yang dalam. ada yang keruh. ada yang jernih. genangan selama hampir dua dasawarsa. waktu tidak pernah berhenti. tidak seperti aku dan kamu, yang hanya tinggal kenangan, yang menggenang.

Lagu Sunyi

Lagu sunyi perlahan mengalun Malam dan gelap mulai menari Kau masih duduk di sudut, sendiri Aku ingin mengajakmu berdansa, kasihku Kemarilah, Kita menari bersama malam dan gelap Mengikuti alunan irama sunyi Menarilah tanpa ragu, Karena hanya ada aku, kau, gelap, dan malam Mendekatlah, biarkan aku menghirup aromamu Seperti malam yang menghirup gelap sampai fajar tiba Malam dan gelap kini saling bercumbu Aku dan kamu berada dalam satu sumbu Sementara sunyi, semakin memburu

Lepas

Melepaskan yang ada, berarti terbuka pada setiap kesempatan yang mungkin. Percaya bahwa semesta dengan segala keacakannya yang teratur akan memberikan yang terbaik sebagai gantinya. Kalaupun kekosongan yang menggantikan, yaa, semesta memberimu "kosong" itu sendiri. Belajar!

Father and Son

It's not time to make a change Just relax, take it easy You're still young, that's your fault There's so much you have to know Find a girl, settle down If you want you can marry Look at me, I am old, but I'm happy I was once like you are now And I know that it's not easy To be calm when you've found Something going on But take your time, think a lot Think of everything you've got For you will still be here tomorrow But your dreams may not How can I try to explain? When I do he turns away again It's always been the same, same old story From the moment I could talk I was ordered to listen Now there's a way And I know that I have to go away I know I have to go It's not time to make a change Just sit down, take it slowly You're still young, that's your fault There's so much you have to go through Find a girl, settle down If you want you can marry Look at me, I am old, but I'm happy All the times that I've cried Keeping all

Resign

  Umur dua puluh lima tahun rasanya adalah salah satu yang tidak terlupakan. Banyak keputusan penting yang saya ambil, salah satunya adalah memutuskan untuk resign. Saya sangat beruntung bisa memulai karir di tempat ini. Belajar dari ahlinya, pengembangan diri yang sangat didukung, dan menjalin persahabatan dengan rekan kerja. Bersyukur untuk semua pengalaman yang telah diperoleh selama empat tahun saya bekerja disini. Saatnya mengepakkan sayap kembali. Berharap semakin bertumbuh dan bermanfaat bagi yang lain.  

Kais

Kais namanya. Dia berumur empat tahun. Perawakannya kurus, putih, dan tinggi. Gigi susunya sudah hampir tanggal semua. Kalau tertawa, yang terlihat tinggal gigi susunya yang di bagian depan dan sudah grepes . Sejak pertama melihat, saya tahu bahwa saya akan "nyambung" dengan anak ini. Kais adalah cucu Mimi, pemilik kediaman tempat saya live-in Magis. Saya akan menceritakan pengalaman lengkap live-in Magis di sesi yang terpisah. Awalnya Kais malu-malu, tapi setelah tiga hari saya live-in , Kais rasanya adalah anggota keluarga Mimi yang paling dekat dengan saya. Kais menggunakan campuran bahasa Indonesia dan Indramayu. Kadang, ibunya membantu menerjemahkan ke bahasa Indonesia kalau Kais sedang berbincang dengan saya dan muka saya terlihat bingung. Pada suatu sore, karena saya tidak ada kerjaan, akhirnya saya mengajari Kais lagu Naik-Naik ke Puncak Gunung dan Burung Kakaktua. Anak-anak memang pembelajar yang sangat cepat, tidak sampai satu jam, dia sudah hafal liri

Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti

Here is the beautiful song! oleh: Banda Neira Jatuh dan tersungkur di tanah aku Berselimut debu sekujur tubuhku Panas dan menyengat Rebah dan berkarat Yang patah tumbuh, yang hilang berganti Yang hancur lebur akan terobati Yang sia-sia akan jadi makna Yang terus berulang suatu saat henti Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi Yang patah tumbuh, yang hilang berganti Di mana ada musim yang menunggu? Meranggas merapuh Berganti dan luruh Bayang yang berserah Terang di ujung sana Yang patah tumbuh, yang hilang berganti Yang hancur lebur akan terobati Yang sia-sia akan jadi makna Yang terus berulang suatu saat henti Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi Yang patah tumbuh, yang hilang berganti Yang patah tumbuh, yang hilang berganti Selamat Paskah!

Cangkang

Ini pertama kalinya aku mendengarmu terisak. Aku terdiam sambil menunggu isakmu reda. Aku mendengar kemarahan, aku bisa merasakan penyesalan, aku menangkap kepura-puraan yang selama ini kamu sembunyikan. Aku bisa merasakan itu semua bahkan tanpa melihat matamu yang sembab. Hampir semua yang melihatmu akan menyangka bahwa kamu sosok yang sangat keras sekaligus terlalu tenang. Kamu seperti sebatang pohon di jalur pendakian sembalun. Sendiri, aneh, tapi anggun dengan caramu yang tidak lazim. Aku kehilangan. Hanya dua kata itu yang terucap olehmu. Aku meresponmu dengan memunggungimu lalu aku jatuh tertidur. Pagi-pagi sekali aku terbangun. Kamu masih lelap tertidur. Ini pertama kalinya aku melihatmu tanpa cangkang. Aku tersenyum, bersyukur bahwa aku tidak lagi dianggap sesuatu yang bisa menyakitimu. Aku kembali masuk ke dalam cangkangku yang sudah lama sekali tidak pernah aku lepas. Kembali tertidur pulas.

Senja dalam Kotak

Aku duduk termenung, memandangi kotak yang isinya sudah tidak lagi karuan. Bentuknya satu setengah tahun yang lalu sangat cantik dan indah. Keegoisan, kebohongan, dan perbedaan meluluh-lantakkan bentuk aslinya. Kami berdua merusaknya tanpa ampun. Aku memanggil Alam, meminta bantuannya untuk ikut merapikan isi kotak ini. Kami saling menatap, berharap menemukan bayangan bentuk aslinya di kedalaman mata masing-masing. Kami uraikan satu-persatu. Keegoisan yang menempel lekat kami coba lepaskan. Bentuknya terlihat membaik meski warnanya masih berantakan dan terpisah menjadi dua keping. Aku mengambil pewarna dari lemari. Pewarna ini berlabel "Maafkan!". Kami mewarnai isi kotak yang terbelah dua itu, sesuka hati kami, menutup warna "kebohongan" yang begitu tebal. Milik Alam warna biru laut, sedangkan punyaku ku warnai jingga keemasan. Kami saling bertukar, menerima potongan satu sama lain dengan sukacita. Kami saling memaafkan. Kami mencoba menggabungkan potongan

Lagu Pejalan

oleh Sisir Tanah  Siapakah kita ini, manusia? Yang dalam diam, riuh, ragu, dan tak mampu Ada rahasia tidak rahasia Ada disini, ada disitu diseret-seret waktu Kita berjalan saja masih terus berjalan Meskipun kita tak tahu berapa jauh jalan ini nanti   Dan kita tak juga tunduk pada jarak Dan kita tak juga rela tunduk pada jarak Kita berjalan saja masih selalu berjalan Meskipun kita tak kunjung tahu ujung jalan ini Dan kita tak juga kan terhenti selalu berjalan Dan kita tak juga kan terhenti selalu berjalan Bertahankah kita ini manusia Yang dalam riang, ringkih, rumit, dan terhimpit Ada bahagia, tidak bahagia Ada disini, ada disana ditikam-tikam rasa Kita berjalan saja masih terus berjalan Meskipun kita tak tahu berapa jauh jalan ini nanti Dan kita tak juga rela tunduk pada jarak Dan kita tak juga rela tunduk pada jarak

Cerita dari Kolam Renang Cikini

Kolam Renang Cikini (sumber:static.panoramio.com) Halooo, senang rasanya ada pengalaman baru yang bisa saya ceritakan disini lagi. Kali ini ceritanya bukan dari tempat yang jauh, melainkan dari pusat kota Jakarta, hanya 15 menit dari kosan saya. Saya begitu ingin bisa renang dan tidak takut main di air. Sudah berniat dari tahun 2014 tapi baru benar-benar diwujudkan di awal tahun 2017 ini. Saya coba googling mencari les renang, rata-rata waktu dan tempatnya tidak cocok. Akhirnya saya menemukan website belajarrenang.com (BRDC). Di website itu ada video anak kecil begitu asyik main di kolam renang dalam, kemudian penjelasan di website bahwa metode yang diajarkan adalah swim for survive dan nyaman bermain di air, ditambah lagi hanya empat kali pertemuan dijamin bisa renang dengan jaminan 100% uang kembali jika gagal. Kalau lihat di websitenya, testimoninya sudah ratusan dan semuanya bagus-bagus. Ah, tapi saya tidak puas dengan testimoni. Saya coba googling mencari pengalaman ora