Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2014

Bentang Raya

Simple miracles, kata lain yang cocok untuk pertemuan ini jika Raya tidak mau menganggapnya hanya sekedar kebetulan. Dua hari berturut-turut Bentang hadir dalam mimpinya. Mimpi yang pertama mereka saling menatap tanpa suara. Di mimpi yang kedua, Raya dan Bentang berjalan bersama, seperti yang pernah mereka lakukan dulu. Di mimpi itu, Bentang mengangkat tangannya persis sesaat sebelum Raya meraihnya. Akhirnya, Raya meninggalkan Bentang yang meneriakinya di belakang.  "Besok saya ke Jakarta, Raya. Ada kerjaan dari kantor." Isi pesan singkat dari Bentang untuk Raya. Raya menarik napasnya pelan, dalam. Andai Raya tidak membatalkan rencana pendakiannya, mungkin Raya tidak akan sempat menemui Bentang. Andai rencana extend perjalanan dinasnya kali ini dikabulkan oleh perusahaan, Raya juga tidak akan sempat menemui Bentang. Pendakian Raya dibatalkan karena ada perjalanan dinas, dan perusahaannya tidak mengizinkan rencananya untuk extend di luar kota. Jadilah   Raya sedang m

Saya Mimpi

Saya mimpi, saya punya temen jalan yang jadwalnya nggak jauh beda sama saya. Ketika diajak, "ayo, minggu depan kita ke sana!" Dia akan jawab, "OK!" Atau ketika dia yang ngajak, "Gimana kalau bulan depan kita ke sana?" Saya akan bilang, "Ide bagus. Let's go!" Saya mimpi, saya punya temen jalan yang di sepanjang perjalanan, kita bisa berbincang tentang banyak hal. Tentang mimpi, tentang pencapaian, tentang kerjaan, tentang temen-temen, tentang tempat yang baru aja kita lewatin, tentang kemanusiaan, tentang negara, tentang ikan paus di laut atau tentang bunga padi di sawah.

Dua Tiga

Happy 23rd! older and older.. Semenjak 2011, saya nggak ngerayain hari lahir di rumah. Selalu ada alasan dan temen jalan untuk keluar rumah. Beda sama tahun ini. Mau banget naik gunung, tapi apa daya, nggak ada temen jalan. Bahkan ke Pulau Harapan aja batal karena nggak ada peserta. Dan akhirnya, di yang kedua puluh tiga, saya full di rumah. Dua puluh dua saya penuh dengan angka dua. Dua kali ke Sukamantri, dua kali ke Sawarna, dua kali naik gunung, dua kali gagal untuk mata ujian yang sama, dan nomor dua menang pemilu *eh nggak nyambung.

Topi Hijau

Kalau sebagian orang sedang berusaha menemukan belahan jiwa mereka, aku rasa aku sudah bertemu dengan belahan jiwaku. Travelling , dia adalah belahan jiwaku. Aku sudah merasa penuh ketika aku travelling. Ibuku bilang, ada bulu kakiku yang sudah jatuh di jalan, sehingga aku tidak pernah betah di rumah, persis seperti ayahku. Dari cerita ibuku, aku tahu bahwa Ayah adalah seorang petualang, bahkan dia melamar ibu di Segara Anak. Ayahku masuk ke dalam golongan yang berbahagia menurut Gie, karena dia mati muda. Dia meninggal di usianya yang ke tiga puluh dua, saat sedang melakukan ekspedisi arung jeram di sungai Citarik. Saat itu, aku baru berusia lima tahun. Ingin rasanya aku bertanya pada Gie, apakah mereka yang ditinggalkan oleh orang yang mati muda juga termasuk golongan yang beruntung.

Enrico

Kalau minggu lalu saya foto sama Ayu Utami, minggu ini, sekaligus minggu terakhir, berhasil foto sama suaminya. Beliau ini tokoh "Enrico" dari novel "Cerita Cinta Enrico". Jadi, buat yang penasaran karakternya seperti apa, mungkin bisa baca novelnya langsung. Wow rasanya baca novel, kagum sama tokoh yang diceritain yang awalnya cuma bisa hidup di imajinasi sendiri, terus sosok itu beneran ada di kehidupan nyata. Btw, pas banget di baju Bapak Erik ini tulisannya Nepal! Mission Completed! :D