Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2021

Menonton dari Balik Kaca

Menonton hujan dari balik kaca. Akhirnya hujan juga setelah seharian hanya mendung. Di seberang sana, sepasang muda-mudi menyantap makanan. Sayang sekali, jika mereka datang kemarin sore, mereka akan melihat langit violet. Tidak ada matahari terbenam hari ini. Ah, tapi bagaimana bisa terbenam, kalau terbit pun tidak. Menonton bunga yang berguguran dari balik kaca. Akhirnya, menyerah juga setelah dengan segala daya dan upaya mencoba bertahan. Setelah dihantam panas, angin, dan hujan berhari-hari. Kan , dari kemarin sudah dibilang, lepaskan saja. Ketinggian tidak selalu baik walau pemandangannya memang lebih indah. Tapi tanahpun tidak selalu mengerikan. Toh pada akhirnya segala yang hidup harus kembali ke tanah, menyerah pada kenyataan bahwa segalanya hanya sementara. Menonton sawah yang baru saja dipanen dari balik kaca. Sawah tidak lagi dihuni oleh padi, tetapi oleh bebek kwek kwek . Padi gembul sudah diangkut oleh Buk Tani, Pak Tani membawa bebek sebagai gantinya. Kenapa? Katanya, bia

Istirahatlah Angka-Angka

Ia tak pernah bosan bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?". Pertanyaan ini ia utarakan jika ia mendapati saya sedang bengong . Tidak mudah untuk selalu menceritakan apa yang sedang dipikirkan, tapi belakangan saya mulai terbiasa untuk menjawab pertanyaan itu, dan masih akan terus belajar. Belajar mengkomunikasikan mulai dari hal-hal yang paling kecil, sekalipun itu sama sekali tidak penting. Mempercayai bahwa ia adalah tempat paling aman untuk menyampaikan segala hal, dari yang paling liar, mustahil, bahkan yang paling gelap sekalipun. Ia akan mendengarkan dengan sabar, dengan tatapan lembutnya. Kalau hanya melihat dari luar, tidak akan ada yang menyangka bahwa ia memiliki perasaan yang sangat halus. Bahkan tidak hanya halus, tapi juga sangat peka. Saya sempat beberapa kali berkelakar dan menggoda bahwa ia punya indra keenam. Pernah suatu hari kami sedang berbincang, tiba-tiba ia berujar sambil memegang kepala saya lembut dengan dua tangannya, "Kalau Wiji Thukul, ist

Cerita dari Savana Tianyar

Savana Tianyar Sebenarnya ada beberapa pilihan tempat yang saya dan Cecen ingin kunjungi di akhir pekan kemarin, diantaranya Sidemen, Amed, atau camping di Bukit Asah. Setelah berbincang dengan seorang teman, akhirnya diputuskanlah kami akan berangkat ke Savana Tianyar bertiga. Jumat malam, teman yang mengusulkan ini malah membatalkan rencananya. Jadilah tinggal kami berdua. "Kita ke Denpasar dulu, terus ke Seminyak, baru habis itu kita tentukan mau camping dimana. Bagaimana?" Cecen mengusulkan. Ha, siapa takut! Jadilah Sabtu pagi kami langsung packing perlengkapan camping dan berangkat. Jarak dari Ubud ke Denpasar lalu ke Seminyak total dua puluh enam kilometer, menghabiskan waktu kira-kira satu jam. Setelah beres dari Seminyak mengambil sepatu gunung saya yang ketinggalan, kami melihat peta untuk melihat beberapa opsi tempat. Setelah melihat rute, Cecen dengan santainya mengusulkan, "Oh kalau gitu, kita transit di Sidemen dulu, baru habis itu ke Tianyar." Saya

Nomaden Jilid II - Hari 21

Pagi di Tegallalang Halo! Kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan nomaden saya yang sudah nggak  nomaden - nomaden amat. Seminggu pertama, saya tinggal di Tegallalang, kemudian seminggu selanjutnya di Seminyak, lalu kembali ke Tegallalang. Untuk selanjutnya, saya memutuskan untuk kembali menjadi anak kos di sini sampai batas waktu yang belum ditentukan. di-beranda Awalnya sempat kesulitan mencari penginapan jangka panjang yang nyaman dan sesuai budget. Bahkan sampai hari H, saya masih belum mendapatkan penginapan dan akhirnya survey langsung ke beberapa tempat dengan door to door . Beruntung sekali, saya langsung mendapatkan tempat tidak jauh dari tempat pertama kali saya datang. Tempatnya sangat nyaman, semacam private villa yang berdinding kaca, dengan beranda dan taman yang luas, dan kamar mandi semi-outdoor yang kalo mandi malam-malam bisa langsung melihat bulan purnama.  Kanan-kiri penginapan ini masih sawah, bahkan ada kandang kerbau yang baunya semerbak kadang-kadang sa