Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2021

Lompat

Saya membuat lompatan kepada hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Lompatan yang begitu jauh yang bahkan ketika saya melihat kembali ke belakang, saya masih dibuat terperangah oleh jarak dalam satu lompatan yang saya ambil. Salah satu keputusan paling berani yang pernah saya buat. Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi. Hidup memberikan banyak pilihan. Kali ini dengan sadar saya memilih jalan yang rumit. Ah, kalau dipikir-pikir sebenarnya tidak melulu rumit. Sama seperti proses pendakian. Mendaki kalau dipikir-pikir adalah proses yang rumit. Perlu meneliti tentang jalur yang akan dilewati, menyiapkan perbekalan, memperlengkapi diri dengan gear  paling nyaman, dan tentu saja menyiapkan fisik dan mental. Segala persiapan matang tidak menjamin perjalanan akan baik-baik saja, banyak hal di luar kendali yang justru menjadi faktor utama. Tapi setidaknya, dengan persiapan terbaik, kita berharap bahwa pendakian paling rumit sekalipun akan berakhir baik, pulang ke rumah, dan tida

Catatan Sabtu Pagi

Kamu manusia, saya juga. Kita sama-sama manusia. Kamu dan saya adalah buah cinta kedua orang tua kita masing-masing, yang kelahirannya dinanti-nantikan dan membawa kebahagiaan bagi semua anggota keluarga. Kita 'dihidupkan' oleh cinta dan sentuhan ibu sejak hari pertama kelahiran. Dirawat dan dididik dengan sungguh-sungguh dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, hingga akhirnya bertumbuh dan menjadi dewasa. Jika ibu yang melahirkan, mendidik, dan mengasihimu sejak hari pertama kelahiranmu saja tidak punya hak sama sekali untuk menyakitimu, apalagi saya yang bukan siapa-siapa. 

Cerita dari Gunung Batur

Gunung Batur dari Jalan Raya Di perjalanan yang kedua ini, saya memang memutuskan untuk membawa alat gunung, lumayan kalau bisa naik gunung. Sayang sekali ternyata carrier- nya tidak bisa masuk koper, akhirnya tidak jadi dibawa. Saya hanya membawa sepatu dan jaket, serta beberapa perintilan kecil lainnya.  Saat baru kembali tiba di Kuwarasan, hari Rabu saya tidak sengaja bertemu Cecen. Terakhir saya kontak dengannya saat di Bandung beberapa tahun yang lalu. Absurd sekali, ternyata ia baru saja migrasi dari Bandung dan kerja di salah satu studio di dekat Kuwarasan. Singkat cerita, jadilah kami memutuskan untuk naik Gunung Batur di akhir pekan. Awalnya, kami berencana berangkat pukul tiga pagi dari Tegallalang agar bisa melihat matahari terbit. Realitanya, kami baru berangkat pukul lima pagi. Menyenangkan sekali naik motor subuh-subuh dari Tegallalang ke Kintamani. Jalannya sepi, udaranya sejuk, dan pemandangannya luar biasa. Terlihat gunung dan bukit di sepanjang perjalanan.  Jalur Pend

Nomaden Jilid II - Hari 3

Halo! Jadi saya memutuskan untuk kembali nomaden. Hari Minggu subuh, 11 April saya berangkat ke Bali, kali ini dengan membawa jaket, sepatu trekking, dan beberapa perintilan kecil naik gunung lainnya. Berharap siapa tahu sempat mendaki gunung. Persinggahan pertama adalah kembali ke Tegallalang, Kuwarasan tepatnya. Di hari terakhir nomaden jilid pertama, saya hanya sempat semalam di sini dan karena masih penasaran, jadilah saya akan menginap di tempat ini selama seminggu.  Dari bandara, saya naik bus Trans Metro Dewata untuk menuju ke Ubud. Bus ini semacam Transjakarta kalau di Jakarta, hanya saja lebih kecil. Ada empat koridor, baru diluncurkan beberapa bulan terakhir dan masih gratis. Busnya juga lumayan banyak, ada setiap sepuluh menit. Untuk sampai Ubud, dari bandara saya transit di Trans Studio Mall, kemudian transit di Terminal Ubung, lalu lanjut ke arah Monkey Forest. Dari Ubud Central, saya naik transportasi online ke Tegallalang. Menghematnya luar biasa, dari yang seharusnya ha

Salam Perpisahan

Sekarang Seroja mengerti mengapa salam perpisahan menjadi begitu penting. Diawali dengan pertemuan, kemudian perkenalan yang menyenangkan, saling belajar satu sama lain, tidak sedikit pertengkaran dan banyak kesalahan, sekalipun harus berujung dengan perpisahahan, tetap harus diakhiri dengan baik. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Seroja dan Akar kembali bertemu. Akarnya yang selama tiga tahun terakhir menjadi teman perjalanannya. Akhirnya mereka tiba di persimpangan dan harus melanjutkan perjalanan masing-masing karena tidak lagi satu tujuan. Setelah beberapa bulan tidak bertemu, melihat Akar kembali membuat Seroja mengerti mengapa ia memilih Akar menjadi teman perjalanannya, sekaligus memahami mengapa perjalanan mereka tidak bisa dilanjutkan.  Mereka menghabiskan hari seperti bagaimana mereka menghabiskan akhir pekan selama tiga tahun terakhir, jalan kaki berjam-jam, duduk berjam-jam. Semua

Nomaden - Hari 38

Tegalalang Halo! Kali ini saya akan bercerita tentang penutup rangkaian nomaden jilid pertama. Jumat pagi, saya memutuskan untuk pindah ke daerah Tegalalang, menginap di Kuwarasan. Saya datang terlalu pagi dan petugasnya bilang kamarnya belum siap. Lalu saya bertanya apakah ada common space  yang tempatnya sepi untuk saya bisa bekerja di sana. Akhirnya diantarlah saya ke Sunset Bar, restoran mereka di lantai tiga. Ketika sampai, saya sangat terkejut karena pemandangan dari tempat ini cantik sekali.  Hari itu cuacanya sangat cerah dan berangin, tapi tetap sejuk. Saya menghabiskan waktu cukup lama hanya untuk duduk tanpa melakukan apa-apa, tidak memikirkan apa-apa. Ketika seperti sedang di camp  kalau naik gunung. Hanya duduk, menikmati pemandangan, dan meresapi cuaca yang sangat cocok untuk tubuh. Sampai akhirnya jam menunjukan pukul sepuluh dan saya ada jadwal call . Sebelum jam makan siang, dikabarkan kamar saya sudah siap, jadi saya melanjutkan bekerja dari kamar. workstation  hari i