Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2019

Percaya

Saya masih ingat pagi dimana pertama kali ia memegang pundak saya. Kemudian perjalanan panjang dan dingin ketika ia membenarkan letak jaket yang sedang digunakan untuk menghangatkan kami berdua. Saya selalu ingin tersenyum mengingat bagaimana pertama kali saya memberanikan diri menggenggam tangannya terlebih dahulu. Ada saat dimana saya gemas karena tak kunjung ada pesan darinya Atau ketika potongan rambutnya yang membuat saya mendadak ingin jadi guru BP Ia membantu saya melewati salah satu masa tersulit dengan kehadirannya yang jujur dan tulus Di suatu siang, saya melihatnya dari kejauhan, ia sedang berbincang dengan sahabatnya Saat itu saya tahu bahwa saya sangat beruntung berkesampatan mengenalnya lebih jauh A very good man with no harm intention. A very patient man that you will have no heart to hurt, even feel very sorry when you react not properly. Bagian terbaik dari mempercayai? Kamu percaya bahwa ia akan mengusahakan segala yang terbaik yang ia bisa. Menghargai d

Linglung

Ada kisah yang memang belum dibukakan untukmu Kamu hanya bisa menerka dan menyimpan semua pertanyaan itu dalam hatimu Hingga suatu hari kamu memberanikan diri bertanya untuk akhirnya menemukan, Atau sampai suatu hari hal itu menjadi terang-benderang begitu saja di hadapanmu Kamu tertegun mendapati keresahanmu adalah nyata Terkaan yang kamu sangkal, alih-alih adalah kisah yang sebenarnya Seperti ada yang tercerabut dari dalam dirimu Kamu seketika seperti linglung Dunia yang kamu tinggali ternyata tak pernah membuatmu kehabisan bingung Kebenaran memang membebaskan Kejujuran seharusnya melegakan Tapi tidak semua dari kita siap mendapati kenyataan Yang kerap kali adalah ketakutan-ketakutan yang selama ini hanya ada dalam pikiran

Main Kartu

Sewaktu saya masih sekolah, rumah kami sering disambangi oleh sahabat-sahabat Bapak, terutama saat akhir pekan. Mereka senang sekali bermain kartu di ruang tamu kami dengan durasi yang tidak sebentar, bisa dari siang sampai dini hari. Dulu, saya terheran-heran bagaimana mereka bisa main kartu lama sekali. Memangnya tidak bosan ya. Saya memanggil mereka dengan panggilan dalam Bahasa Karo, yaitu 'bulang' yang artinya 'kakek'. Ada Bulang Bukit yang sangat dermawan. Saya paling gembira kalau sudah disuruh membeli rokok olehnya, karena itu artinya akan ada tambahan uang jajan. Ada Bulang Tarigan yang kalau berbincang dengan Ibu saya suka pakai bahasa sunda. Yang paling saya ingat darinya adalah sakit pinggangnya kalau kelamaan duduk main kartu. Yang terakhir adalah Bulang Gang Suci, dipanggil demikian karena rumahnya di Gang Suci. Perawakannya yang tinggi besar dan rambutnya yang keriting agak gondrong langsung tidak lagi menakutkan kalau sudah mendengar ia bersenandung at