Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2020

Ran, Run?

"Ran, Run?" Pertanyaan khas dari Will, orang yang akhirnya memicu saya untuk kembali berlari setelah sekian lama dorman. Saya memulai lari kembali di Februari 2018. Masih sangat jelas dalam ingatan, beberapa bulan terakhir ketika itu jam tidur saya sangat kacau. Saya baru bisa tidur jam tiga pagi, bangun jam sembilan, jam setengah sepuluh sudah ada di kantor. Rutinitas yang sangat buruk untuk kesehatan, baik fisik maupun mental. Senin, 19 Februari, hari perdana lari. Seperti biasa, saya baru bisa tidur jam tiga. Jam lima subuh, alarm sudah berbunyi. Astaga, itu beratnya bukan main. Perasaan saya baru tidur lima menit. Satu-satunya alasan untuk akhirnya tetap bangun dan bergegas adalah saya tidak ingin kepayahan lari di Sabtu nanti, hari pertama saya akan bertemu Will. Gengsi. Alasan yang sungguh mulia bukan. Hari itu saya lari di sekitaran Setiabudi, tidak sampai lima kilometer dengan  pace  yang lambat. Hari kedua, saya sudah bisa tidur satu jam lebih cepat, jam dua pagi. Go

Bertumbuh

Bertumbuh. Tidak hanya dari segi fisik, berharap kesadaran, pengetahuan, dan pengalaman sebagai manusia pun terus bertumbuh. Belakangan saya memikirkan kembali satu prinsip yang tadinya begitu saya pegang teguh, yang saya yakini adalah keputusan yang tepat. Saya mencoba merefleksikan kembali apa sesungguhnya yang membawa saya kepada pilihan tersebut. Selama ini, saya cenderung mencari pembenaran atas pilihan tersebut. Saya fokus pada dampaknya, bukan pada alasan yang sungguh mendasarinya. Pilihan yang saya ambil memiliki dampak yang lebih bisa diprediksi dan lebih sesuai dengan saya hari ini. Tidak selalu mudah untuk berefleksi dengan sungguh, kemudian bersikap terbuka dan jujur kepada diri sendiri. Saat ini, akhirnya saya menemukan bahwa keputusan itu dipilih karena ada ketakutan yang begitu melekat. Ketakutan yang selama ini mengendap di alam bawah sadar yang tentu saja tidak terbentuk dari pengalaman sekedar satu atau dua hari, tetapi pengamalan selama hidup dan pengaruh dari ekosis

Merasa Bersalah

Saat kamu ingin menambah minumanmu, Kemudian teringat bahwa dengan jumlah yang sama, Minumanmu bisa berubah menjadi beras, Dan mengenyangkan perut-perut yang lapar, Mendadak kamu tidak lagi haus. Saat harus ada yang tertidur dengan menahan lapar, Sementara kamu memilih tidur dalam keadaan tidak sadar, Jauh di lubuk hatimu tahu ada yang tidak benar. Saat dunia begitu ramah, Alih-alih menjadi serakah,  Semoga kamu memilih menjadi berkah.  Yang kamu butuhkan tidak sebanyak itu. Berbagilah.