Skip to main content

Cerita dari Kolam Renang Cikini

Kolam Renang Cikini (sumber:static.panoramio.com)

Halooo, senang rasanya ada pengalaman baru yang bisa saya ceritakan disini lagi. Kali ini ceritanya bukan dari tempat yang jauh, melainkan dari pusat kota Jakarta, hanya 15 menit dari kosan saya.

Saya begitu ingin bisa renang dan tidak takut main di air. Sudah berniat dari tahun 2014 tapi baru benar-benar diwujudkan di awal tahun 2017 ini. Saya coba googling mencari les renang, rata-rata waktu dan tempatnya tidak cocok. Akhirnya saya menemukan website belajarrenang.com (BRDC). Di website itu ada video anak kecil begitu asyik main di kolam renang dalam, kemudian penjelasan di website bahwa metode yang diajarkan adalah swim for survive dan nyaman bermain di air, ditambah lagi hanya empat kali pertemuan dijamin bisa renang dengan jaminan 100% uang kembali jika gagal.

Kalau lihat di websitenya, testimoninya sudah ratusan dan semuanya bagus-bagus. Ah, tapi saya tidak puas dengan testimoni. Saya coba googling mencari pengalaman orang mengikuti les di BRDC. Ditemukan beberapa blog yang menceritakan pengalaman mereka ikut renang disitu dan semuanya berhasil. Saya jadi semakin yakin untuk mendaftar. Saya mendaftar di akhir November 2016 dan baru dapat jadwal di minggu kedua Januari 2017.

Saya selalu excited untuk hal-hal yang baru. Termasuk les renang ini. Di pertemuan pertama, perkenalan dengan pelatih renang yang bernama Anton. Ditanyakan tentang riwayat pernah tenggelam atau tidak, alasan ikut les renang, penjelasan singkat apa yang akan diajarkan, dsb. Yang menyenangkan adalah kami sama-sama suka naik gunung. Saat sedang latihan, kadang diselingi dengan berbagi cerita singkat tentang pengalaman naik gunung. Belakangan baru saya sadari, itu jadi saat istirahat untuk saya, untuk mengatur napas, dan dua jam jadi tidak terlalu melelahkan. Sudah ditekankan dari awal, bahwa tujuannya adalah bisa nyaman berenang dan bermain di air dan gaya yang akan diajarkan hanya gaya dada.

Setelah perkenalan, pelajaran yang pertama adalah napas dan kemudian drown proofing. Intinya, ambil napas, tahan, mengapung, buang, ambil napas, tahan, mengapung, buang. Ya ampun, rasanya sulit sekali untuk saya. Yang tenggelam terus, tidak tahan rasa sakitnya, dsb. Intinya saya tidak sabaran, tidak tahan menunggu badan untuk mengapung ke permukaan. Untungnya Mas Anton sabar melihat saya yang tidak sabaran, tidak bosan-bosan mencontohkan, dan rajin mengoreksi apa yang harus dibenarkan. Di akhir pertemuan, sudah cenderung bisa walaupun belum tahan terlalu lama.

Pertemuan kedua masih drown proofing. Di awal, mungkin ada setengah jam percobaan saya gagal. Saya bingung padahal terakhir kemarin sudah agak bisa. Kalau istilahnya Mas Anton, setengah jam pertama saya 'ngablu'. Haha. Itu katanya biasa. Badan saya sedang beradaptasi dan berusaha memanggil kembali memori yang kemarin. Kemudian saya diajak untuk drown proofing di kolam dengan kedalaman tiga meter. Di kolam tiga meter memang lebih cepat kembali ke permukaan, tapi mengerikan rasanya melihat ke bawah dan rasanya jauh sekali. Hiiyy.

Di pertemuan ketiga, latihan ditambah dengan gerakan tangan. Saya hampir frustasi. Tidak lancar-lancar juga. Untung Mas Anton masih sabar melatih saya. "Buang semua ketakutan. Ibu terlalu banyak mikir. Makin dipikirin, makin rumit jadinya. Kepala sama hati harus sejalan. Dinikmatin aja prosesnya," dia bilang begitu.

Setelah selesai sesi ketiga, saya coba latihan sendiri. Latihan drown proofing sampai akhirnya saya menemukan ritme nyamannya. Latihan renang hanya dengan gerakan tangan mulai dari yang berkali-kali berhenti di tengah sampai akhirnya bisa sama sekali tidak berhenti. Mas Anton masih sedang mengajar peserta berikutnya saat itu dan dia sesekali melihat saya latihan. Ada kebanggaan tersendiri waktu dia bilang saya mulai bisa. Akhirnyaaaa saya ada kemajuan.

Saya mulai latihan jam setengah sembilan dan baru keluar kolam jam setengah satu siang. Saya kaget bukan main waktu lihat muka saya jadi kaya dakocan. Paha dan lengan saya belang kaya zebra cross. Satu setengah tahun saya nggak naik gunung, nggak main panas-panasan, hilang sudah. Ahhhhh, tapi perasaan senang bisa belajar renang, mulai nyaman dan bisa bermain di air, itu jauh lebih membahagiakan. Rasanya seperti bahagia bisa naik gunung, pulang dengan selamat, dan ada pengalaman baru. Merasa bahagia dan penuh jauh lebih penting dari sekedar menghitam atau jadi belang. Saya jadi ingat betapa legamnya saya pulang dari Semeru dan Rinjani. Ya ampun, saya jadi sangat rindu gunung.

Latihan terakhir, latihan keempat, drown proofing saya kembali kacau. Sepertinya tubuh saya memang tidak cepat beradaptasi di air. Dia harus berkali-kali percobaan sampai akhirnya menemukan ritmenya sendiri. Setelah drown proofing dan gerakan tangan, kali ini ditambah gerakan kaki. Jadi, semuanya sudah bergerak sekarang. Awalnya koordinasinya sangat sulit. Lama kelamaan, jadi mulai terbiasa. Kemudian latihan renang di tiga meter. Saya memang belum bisa dari ujung ke ujung. Tapi sudah mulai berani dan bisa sampai ke tengah kemudian ke pinggir, berenang membentuk huruf L. Saya juga diminta untuk loncat ke kolam tiga meter kemudian langsung renang ke tepian. Awalnya sangat menakutkan. Kemudian juga diminta mengambil gantungan besi ke dasar kolam tiga meter. Tiga kali dulu saya harus gagal, baru akhirnya bisa.

Secara keseluruhan, saya merasa Mas Anton dan sistem pelatihan BRDC sangat menyenangkan dan berhasil membuat saya bisa berenang dan nyaman di air. Terimakasih banyak. Saya seperti anak kecil yang baru bisa jalan sekarang, sedang senang-senangnya berjalan meskipun sering kali jatuh. Saya sedang senang-senangnya berenang. Maklum, newbie. Haha.

Saya sadar saya tidak terlalu berbakat berenang, tapi saya senang menjalani prosesnya, dan berusaha untuk bisa. Belajar renang kali ini mengingatkan saya kembali kepada dasar-dasar yang belakangan ini saya lupa. Bersabar, menikmati proses, dan berdaya juang. Betapa saya tidak sabaran akhir-akhir ini.

Comments

  1. waaaw ada tulisan baruu. kujuga mau menulis ttg pengalaman baru tahun ini, nanti mampir ya! wk

    ReplyDelete

Post a Comment