Skip to main content

Hening



Coba bayangkan kamu sedang menyelam di kedalaman laut. Ketika arusnya deras dan ombaknya besar, kamu sulit untuk melihat apa yang ada di sekelilingmu. Kamu sulit menangkap apa yang ada di kedalaman sana. Semuanya menjadi terlalu sulit untuk diamati.

Bayangkan setelah beberapa saat, arusnya menjadi tenang, tidak ada ombak, dan kamu bisa berenang melayang-layang dalam keheningan. Kamu bisa melihat banyak ikan cantik berenang di sekelilingmu. Terumbu karang dan berbagai biota laut lainnya berada disana dengan keindahan yang mendamaikan. Kamu bisa merasakan suara gelembung hasil pernafasanmu sendiri.

Kamu terhanyut dalam keheningan penyelamanmu sampai akhirnya kamu menemukan ada bagian yang tidak sempurna di sudut-sudut gelap. Ada terumbu karang yang rusak, ada sampah yang menumpuk dan tak terurai. Ada yang tidak sempurna dari kedalaman laut itu.

Seorang teman mengilustrasikan ini pada saya beberapa waktu lalu. Keheningan menjadi begitu dibutuhkan untuk menemukan keindahan yang ada di sekeliling kita. Bersyukur untuk hal-hal baik yang ada dalam diri kita dan hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain. Keheningan yang sama yang dibutuhkan untuk menemukan sudut-sudut gelap dalam diri kita, hal-hal yang mengendap dan menjadi residu yang kemudian merusak kebahagiaan hidup. Menyadari bahwa kekurangan itu ada disana, memberanikan diri masuk ke dalam sudut-sudut tergelap itu, lalu memberanikan menyalakan lilin dan belajar untuk berubah. Selamat memasuki masa hening.

Comments

  1. aaaa. baru saja mau menulis ttg topik ini, juga denga anologi lain dan juga dari sumber inspirasi yang lain. keep writing!! me always waiting for ur writings. cheers

    ReplyDelete
  2. Hey, terimakasih sudah hadir :)
    If you dont mind, please put your blog link.

    ReplyDelete

Post a Comment