Skip to main content

Ruma

Saya selalu membayangkan punya rumah yang banyak kacanya agar matahari bisa masuk dari segala penjuru. Rasanya punya teras kecil untuk sekadar duduk-duduk dan bengong di sore hari mungkin akan menyenangkan. Rumahnya tidak boleh banyak barang-barang yang tidak perlu. Tidak usah yang terlalu besar, yang penting banyak ruang terbukanya, siapa tahu bisa belajar berkebun dan memelihara ikan. Kalau bisa, dekat tempat lari outdoor jadi pagi-pagi bisa jogging. Yang tidak kalah penting tentu saja tidak boleh lebih dari satu jam waktu yang dihabiskan di perjalanan untuk sampai ke kantor. 

Hampir setiap minggu selama dua bulan saya melakukan survey. Hampir putus asa karena tidak bisa menemukan seperti bayangan saya di atas. Saya memberi timeline pada diri saya sendiri, jika Idul Fitri masih belum dapat yang cocok, ya sudah ditunda saja. Nanti dipikirkan lagi rencana selanjutnya. Persis tiga hari sebelum Idul Fitri, saya iseng-iseng lihat iklan di OLX. Dalam pikiran saya, ini yang terakhir sebelum pencarian saya berakhir. 

Begitu saya tiba di sana, saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Persis seperti yang saya bayangkan. Percayalah, bahwa kamu tidak seunik itu. Apa yang kamu pikirkan sangat mungkin sudah dipikirkan orang lain. Ini buktinya, apa yang saya bayangkan, ternyata sudah ada orang lain yang membuat itu menjadi nyata dan berbentuk. 

Dua bulan kemudian, barulah rumah itu bisa ditempati. Matahari terbit dari belakang rumah. Pagi-pagi saya masih bisa mendengar ramai cericit burung. Matahari tenggelam dari depan rumah. Sepanjang hari rumah ini dimandikan cahaya matahari. Panas? Oh jelas. Bagaimana membersihkan kaca-kacanya yang sangat banyak ini? Saya masih belajar bagaimana membersihkan kaca yang efektif, termasuk kaca-kaca yang tinggi dan tak terjangkau. 

Ada embung dekat rumah, tidak terlalu besar, tapi cukup untuk jogging dan hanya berjarak tiga menit dari rumah. Ada teras di atas untuk bengong sore-sore, memandangi burung-burung yang siap pulang ke sarang dan rumah-rumah yang sedang dalam proses konstruksi. Hampir 40% tanahnya adalah ruang terbuka dan baru ditanami satu pohon remaja yang sedang bertumbuh. Halo berkebun, kapan kita mulai berkawan?

Mengutip kata abang, rumah ini sangat 'rumahwi'. Semacam sanctuary, jauh dari hiruk-pikuk dan bahkan perlu sepeda untuk pergi ke indomaret terdekat dan pas satu jam untuk perjalanan sampai ke kantor.

Tugas selanjutnya adalah bagaimana merawat ini baik-baik, seperti yang selalu ibu saya pesankan.

Comments