Skip to main content

Di Beranda yang Pertama



 
Raya menemani Alam berbuka puasa hari ini. Ya, hanya menemani, karena Raya memang tidak perlu berpuasa selama bulan Ramadhan.

“Mampir dulu, Lam?” tanya Raya dengan maksud hanya basa-basi saat Alam mengantarnya kembali ke kos. Sempat agak terkejut, ternyata Alam menerima tawarannya. Itulah pertama kalinya mereka menghabiskan setengah malam dengan berbincang di beranda.

Kejutan, hadiah! Mungkin ini kata yang paling cocok untuk menggambarkan pertemuan mereka kembali. Keduanya tidak pernah lagi berani berharap bisa bertemu sejak sabtu malam dulu.

Kemarau setahun dihapus hujan sehari. Tidak bertemu selama sembilan tahun dihapus dengan pertemuan sehari. Mereka berbincang sangat banyak malam itu. Saling mengisahkan apa yang terjadi selama mereka tidak berkomunikasi sama sekali. Begitu banyak yang terjadi, begitu banyak yang ditemui, sampai akhirnya mereka menyadari, bahwa ada bagian yang tidak pernah bisa terganti.

Malam itu, barulah mereka tahu bahwa mereka hampir selalu berada dalam jarak yang begitu dekat selama ini. Rumah yang berdekatan, kantor yang berada dalam satu kawasan, dan tempat Alam bermain futsal berada pada jarak setempongan dari kos Raya.

Ibu kos akan punya tamu tetap baru dan kursi tua di beranda kelak menjadi tempat favorit mereka untuk saling berbagi cerita.

Comments