Skip to main content

Kacamata Kuda

Ketika kita kecil, kita diajari hitam dan putih, baik dan buruk, benar dan salah. Kita diajarkan untuk memilah diantara dua itu secara straightforward. Jika tidak baik, maka itu buruk. Jika tidak benar, maka itu salah. Tidak ada diantaranya. Anak-anak biasa disuguhkan dengan akhir cerita yang bahagia dan optimisme. Tidak ada yang salah dengan itu, karena memang demikianlah yang dibutuhkan untuk usia anak-anak.

Semasa sekolah, bahkan sampai kuliah, semuanya terasa hitam dan putih. Setiap tahun, target saya berkutat pada nilai yang baik, dapat beasiswa agar biaya sekolah gratis, membantu teman yang kesulitan dalam belajar, aktif di komunitas, dan menabung untuk bisa jalan-jalan. Ini menjadi kacamata kuda saya semasa sekolah. Tidak terpikirkan untuk melakukan kenakalan remaja pada umumnya. Saya selalu ingat pesan ibu saya, "Hidup harus prihatin. Bersyukur."

Dengan kacamata kuda yang konsisten saya gunakan hingga lulus kuliah, semua memang terasa straightforward. Setelah memasuki dunia kerja, saya memutuskan melepas kacamata kuda lama karena dirasa tidak lagi relevan. Saat itulah saya belajar dan menemukan sendiri bahwa dunia tidak hitam dan putih. Banyak sekali area abu-abu. Jika seseorang berlaku buruk, belum tentu dia bukan orang yang baik. Jika sudut pandang orang lain kamu anggap salah, belum tentu sudut pandangmu yang benar. Banyak hal menjadi relatif.

Hal-hal yang kamu rasa aneh dan unik, ternyata biasa di luar sana. Hal yang kamu anggap biasa dan memang demikian seharusnya, membuat orang lain mengernyitkan dahi. Ada hal-hal yang tidak lagi bisa disampaikan atau dilakukan secara straightforward, perlu ada sedikit taktik dan politik. Tidak ada satu formula ajaib yang bisa berlaku untuk semua. Formula terbaik bahkan didapatkan setelah diawali dengan kesalahan. Menerima kekurangan diri, memaafkan diri sendiri ketika melakukan kesalahan, kemudian melakukan improvisasi menjadi hal yang sangat penting. Be kind to yourself.

Bukan berarti setelah menemukan banyak yang abu-abu, hal-hal yang dipelajari ketika anak-anak menjadi tidak relevan. Justru hal-hal yang hitam putih, didikan sejak kecil, dan optimisme kanak-kanak, dengan modifikasi yang pas, bisa menjadi senjata terbaik digunakan saat muncul pertanyaan dan permasalahan. Ada idealisme terhadap nilai-nilai yang tetap harus dijaga. Ada saat dimana kacamata kuda tetap harus digunakan.

Comments