Skip to main content

Ketapang Kencana

Satu tahun yang lalu, saya ditemani Will membeli beberapa tanaman untuk di pekarangan belakang. Ada kamboja bali, kamboja jepang, beringin laut, jambu kristal, rombusa, dan bonsai shuiyanto. Tanaman ini datang dalam keadaan yang sangat sehat dan segar. 

Kamboja bali jadi pohon berbunga favorit karena menurut saya tanaman ini sangat cantik. Selama beberapa bulan dia rutin berbunga. Kalau sedang berbunga, wanginya bisa sampai ke dalam rumah. Dia mulai berhenti berbunga saat mulai ada serangan kutu putih. Tidak lama kemudian, jambu kristalnya juga diserang kutu putih. Cari-cari di internet dan tanya ke tukang tanaman, katanya bisa dihilangkan dengan dilap pakai air detergent. Cara ini berhasil, tapi hanya untuk beberapa hari saja karena setelah itu mereka muncul lagi. Akhirnya jambu kristalnya benar-benar mati, sementara kamboja balinya belum berbunga lagi sampai sekarang. Yang masih bertahan dalam keadaan segar tinggal bonsai shuiyanto, rombusa, dan kamboja jepang. 


Kalau di halaman depan, ada satu pohon ketapang kencana yang setahun lalu masih sangat kecil. Waktu tukang tanaman datang dan melihat ada pohon ini, sebenarnya dia sudah bilang sebaiknya ditebang saja mumpung masih kecil dan diganti dengan pohon lain karena pohon ini bisa tumbuh sangat besar dan akarnya bisa merusak pondasi. Tapi kok saya nggak tega kalau tanaman yang masih anak-anak ini harus dicabut. Pohon yang nggak bersalah ini kan juga punya hak untuk hidup. 

Ketika itu kebetulan saya baru membaca novel yang mengisahkan sebuah keluarga dimana si bapak akan menanam satu pohon untuk setiap kelahiran anaknya, ia menamainya sebagai pohon kelahiran. Sejak kecil, anak-anaknya akan diajarkan untuk merawat dan bertanggung jawab atas pohon kelahirannya. Dikisahkan juga bahwa pohon-pohon itu bisa saling berkomunikasi dan memiliki perasaan layaknya manusia. Mereka senang jika dirawat dengan baik dan bisa ikut merasakan emosi orang-orang yang merawatnya. Rupanya kita bisa mengajak pohon berbincang-bincang.

Satu tahun berlalu, ketapang kencana jadi tanaman di rumah yang paling pesat pertumbuhannya. Sekarang tingginya bahkan sudah melebihi atap rumah dan sangat rimbun daunnya. Sebentar lagi, tangkainya harus ada yang dipotong agar tidak sampai ke rumah tetangga. Satu saja yang saya minta kepadamu, wahai ketapang kencana kesayangan, tetaplah tumbuh dan memberi keteduhan, tapi tolong jangan rusak pondasi dan tembok rumah. 

Comments