Skip to main content

Kepada Tuan Anonymous



Kepada Tuan Anonymous,

Halo! Mungkin ini akan menjadi tulisan terakhir saya tentang kamu. Semacam ucapan terimakasih karena pernah singgah di beranda. Terimakasih telah menjadi beberapa halaman cerita bagi satu sama lain.

Tahukah kamu, butuh waktu untuk memaafkan kebodohan diri sendiri, menerima kenyataan bahwa saya memberi kesempatan untuk dibodohi. Entahlah, mungkin saya yang membodohi diri sendiri.

Untunglah, akhirnya saat itu tiba. Saat saya sudah bisa menertawai kisah saya denganmu dan beberapa kebodohan yang menyertainya. Saat itulah saya menyadari, bahwa saya sudah selesai menginginkan. Saatnya untuk berhenti menunggu kehadiranmu di beranda, saatnya untuk membubuhkan titik di halaman yang terakhir.

Jumat Agung, Skid Row, Afrizal Malna, Jerk, dan beberapa kata kunci lain mungkin akan membuat saya teringat padamu. Ya, sekedar mengingat karena berkaitan erat. Satu hal yang sangat saya sayangkan, ternyata jujur dan setia tidak selalu berbanding lurus dengan sisi kerohanian yang selalu kamu tampilkan.

“Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, jika kelebihannya sangat banyak, sampai kekurangannya terkesan hampir tidak ada, berhati-hatilah,” masih ingat kamu pernah mengatakan ini? Seharusnya saya lebih berhati-hati dari awal.

Pesan terakhir saya untukmu, bergairahlah! Bergairahlah selalu seperti saat kamu menyanyikan I Remember You ketika senja dulu. Belum pernah saya melihatmu sehidup itu sebelumnya.

p.s: Masih ingat taruhan yang saya tawarkan kepadamu? Saya tahu saya yang akan menang.

Comments

Post a Comment