Skip to main content

Istirahatlah Angka-Angka

Ia tak pernah bosan bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?". Pertanyaan ini ia utarakan jika ia mendapati saya sedang bengong. Tidak mudah untuk selalu menceritakan apa yang sedang dipikirkan, tapi belakangan saya mulai terbiasa untuk menjawab pertanyaan itu, dan masih akan terus belajar. Belajar mengkomunikasikan mulai dari hal-hal yang paling kecil, sekalipun itu sama sekali tidak penting. Mempercayai bahwa ia adalah tempat paling aman untuk menyampaikan segala hal, dari yang paling liar, mustahil, bahkan yang paling gelap sekalipun. Ia akan mendengarkan dengan sabar, dengan tatapan lembutnya.

Kalau hanya melihat dari luar, tidak akan ada yang menyangka bahwa ia memiliki perasaan yang sangat halus. Bahkan tidak hanya halus, tapi juga sangat peka. Saya sempat beberapa kali berkelakar dan menggoda bahwa ia punya indra keenam.

Pernah suatu hari kami sedang berbincang, tiba-tiba ia berujar sambil memegang kepala saya lembut dengan dua tangannya, "Kalau Wiji Thukul, istirahatlah kata-kata. Kalau kamu, istirahatlah angka-angka." Saya tergelak. Kok bisa-bisanya kepikiran.

Saya katakan kepadanya, "Bagian terbaik dari mencari adalah menemukan."

"Bagian terpenting dari menemukan adalah menjaga," ia meneruskan.

Hidup memang pendek, tapi semoga kasih kita melampauinya. 

Comments