Skip to main content

Tidak Cukup

Ingatan Seroja sedang terbang ke waktu sekitar lima tahun lalu. Ketika itu, ia dan Jati sedang berbincang santai hingga entah bagaimana akhirnya mereka berakhir di perdebatan besar yang menemui jalan buntu. Perdebatan berawal saat Jati bertanya kepadanya akan kemana perjalanan mereka selanjutnya. Seroja dengan santai menjawab bahwa ia sudah merasa cukup dengan yang mereka jalani sekarang. Semuanya tampak baik, mengapa harus bertanya kemana selanjutnya. 

Lima tahun lalu, pernikahan adalah hal yang menakutkan bagi Seroja. Komitmen jangka panjang membuat nyalinya ciut. Ia masih haus petualangan, ingin mencicipi semuanya, ingin terbang setinggi-tingginya. Baginya, pernikahan seperti tali yang akan mengikatnya dan membuat semua geraknya menjadi terbatas. Ia belum siap dan tidak bisa membayangkan dirinya menjalani tahap yang lebih serius dengan Jati.

Jati sangat kecewa ketika itu. Ia menganggap Seroja hanya main-main, sementara Jati merasa seusia mereka seharusnya sudah tidak lagi main-main. Seroja pun kecewa kepada Jati karena merasa tidak dimengerti, merasa dihakimi. Ia sama sekali tidak bermaksud main-main. Ia hanya belum siap, dan ia tidak tahu kapan ia akan siap. Seroja saat itu sama sekali tidak mengerti mengapa Jati tidak bisa sabar menunggu. Ia menyimpan pertanyaan untuk dirinya sendiri, jika memang saling mengasihi, bukankah yang penting tetap bersama-sama?

Setelah perdebatan itu, mereka tahu semuanya tak lagi sama dan tak akan bisa kembali seperti sebelumnya. Tidak lama setelahnya, Jati menikah, tentu saja bukan dengan Seroja. 

Ingatan Seroja kembali ke saat ini. Ia tiba-tiba tersentak saat menyadari bahwa ia sedang berada di posisi Jati lima tahun lalu, dan Akar, orang terdekatnya saat ini, berada di posisinya. Mereka sedang melalui perdebatan yang sama. Sekarang, ia baru bisa memahami posisi Jati dengan segala kekecewaannya. 

Seroja sungguh memahami posisi Akar. Ia tahu pemikiran Akar tidak bisa berubah dalam waktu semalam. Jangankan dalam semalam, bahkan Akar dan Seroja sebenarnya sama-sama tahu, kalau mereka sama-sama tidak tahu apakah Akar suatu hari bisa berubah pikiran. Membayangkan dirinya lima tahun yang lalu, Ia tahu bahwa Akar berharap Seroja bisa sabar menunggu dan merasa cukup dengan apa yang mereka jalani saat ini. 

Seroja kembali kepada pertanyaan lamanya, jika memang saling mengasihi, bukankah yang penting tetap bersama-sama? Sekarang ia memahami dari sudut pandang Jati, saling mengasihi saja ternyata tidak cukup, dan tetap bersama-sama saja ternyata tidak cukup. Jati mengambil pilihan yang lebih pasti, karena menunggu Seroja, sama sekali tidak pasti. 

Akar, Akar, Akar. Seandainya kita punya jawaban dan tahu apa yang harus diputuskan. 

Comments