Skip to main content

Nomaden Jilid II - Hari 3


Halo! Jadi saya memutuskan untuk kembali nomaden. Hari Minggu subuh, 11 April saya berangkat ke Bali, kali ini dengan membawa jaket, sepatu trekking, dan beberapa perintilan kecil naik gunung lainnya. Berharap siapa tahu sempat mendaki gunung. Persinggahan pertama adalah kembali ke Tegallalang, Kuwarasan tepatnya. Di hari terakhir nomaden jilid pertama, saya hanya sempat semalam di sini dan karena masih penasaran, jadilah saya akan menginap di tempat ini selama seminggu. 

Dari bandara, saya naik bus Trans Metro Dewata untuk menuju ke Ubud. Bus ini semacam Transjakarta kalau di Jakarta, hanya saja lebih kecil. Ada empat koridor, baru diluncurkan beberapa bulan terakhir dan masih gratis. Busnya juga lumayan banyak, ada setiap sepuluh menit. Untuk sampai Ubud, dari bandara saya transit di Trans Studio Mall, kemudian transit di Terminal Ubung, lalu lanjut ke arah Monkey Forest. Dari Ubud Central, saya naik transportasi online ke Tegallalang. Menghematnya luar biasa, dari yang seharusnya hampir tiga ratus ribu, jadi cukup enam puluh ribu. 

Minggu sore saya langsung jalan kaki di sekitaran penginapan karena tahu selama hari kerja, sore nggak akan bisa kemana-mana. Di sekitar Jalan Cinta, ada jalan setapak yang orang biasa olahraga. Sore itu saya melanjutkan tidak hanya sampai batas jalan yang sudah dipasang paving block, tapi lebih jauh, mengikuti jalan tanah setapak. Sepertinya ini jalan yang biasa digunakan petani. Setelah beberapa lama menyusuri, saya kembali sampai di jalan raya. Setelah liat ke peta, ternyata lumayan jauh juga jarak kembali ke penginapan.  

Makin Berisi, Makin Merunduk

Di Kuwarasan yang kedua, saya dapat kamar yang berbeda dari menginap pertama. Sekarang kamarnya lebih luas, lebih banyak jendelanya, hanya saja di lantai dua, bukan di lantai tiga seperti sebelumnya. Tapi tetap saja, tempat ini sangat menyenangkan. Meskipun kalau malam-malam tidak akan bisa kemana-mana karena jauh dari mana-mana. Bisa ke Ubud Central kalau ada motor, di saat-saat seperti inilah saya berharap bisa berkendara. Di tiga hari pertama, saya tidak kemana-mana, bahkan jam sepuluh malam saya sudah siap tidur. 

Comments