Skip to main content

punggung

saya bilang, saya cuma bisa liat punggungmu sekarang
kamu bilang, verboden, kamu pilih jalan memutar

saya bilang, punggungmu makin gak keliatan
kamu bilang, kenapa gak coba kejar?
saya kejar, saya bilang, jangan pergi
kamu berenti sebentar,
kita sempat berbicara sejenak
tapi kemudian kamu melanjutkan perjalananmu, tanpa saya


saya teriak, jangan pergi
tapi kali ini bahkan kamu cuma noleh,
dan bilang, “saya tau apa yang saya lakukan,” sambil beranjak pergi.

saya menunggu, sampai punggungmu benar-benar tidak terlihat
atau, mungkin sejujurnya saya menunggu kejutan,
berharap kamu berlari ke tempat saya berdiri sekarang,
berharap, yang saya lihat adalah wajahmu,
bukan punggungmu

saya memberi waktu untuk diri saya sendiri,
untuk menunggu sedikit lebiiih lama

saya duduk, berdiri, berputar, di tempat saya menunggumu
bahkan sempat meninggalkan tempat itu sejenak,
berharap kamu ada di sana ketika saya kembali

aaah, meleset rupanya,
ketika saya kembali, tempat itu masih kosong,
bahkan punggungmu sudah sama sekali tidak terlihat sekarang

"kamu tau apa yang kamu lakukan," ini begitu tertanam di pikiran saya.
sampai akhirnya saya percaya,
pilihanmu adalah yang terbaik,
setidaknya untukmu sendiri.

sekarang, tempat itu kosong.
tidak ada kamu, tidak ada saya.
dan seperti sebelumnya, saya beranjak pergi lagi.
tapi kali ini, mungkin tidak untuk kembali.

saya semakin belajar, kalau hidup itu tentang yang datang, yang pergi, dan yang memilih untuk tetap tinggal.
 

Comments