Skip to main content

teman perjalanan (remedial) merbabu

Lampu telepon genggam saya berkedip, ada telepon dari nomor tak dikenal.

a: "Halo?"
b:"Ya, ini Kak Rani ya?"
a:"Iya, ini siapa ya?"
b: "Ini Iyas ka. Temennya Kak Leo. Kakak lagi dimana?"
a: "Gw udah di bikun yang lewat teknik, mau ke psiko. Bentar ya."

Jumat senja saya bergegas ke kampus, menemui calon teman perjalanan saya untuk pendakian berikutnya. Syahdu sekali kampus UI hari itu.

"Le, gw udah di depan psiko. Ini lewat mana ya? Ada acara gitu. Gak bisa lewat," pesan ini saya kirim ke satu-satunya orang yang saya kenal dari anggota tim perjalanan kali ini.

"Lo tunggu situ," begini balasannya.

Tak lama kemudian, seorang perempuan berjilbab datang menghampiri saya sambil tersenyum, "Ka Rani ya? Ella!"

"Iya kak, tadi Iyas udah jemput kakak ke stasiun, tapi kakaknya udah naik bikun duluan," katanya panjang lebar. Alamak, spesial betul saya sampai dijemput segala, pikir saya dalam hati.

Mereka sudah duduk berhadapan di kancil, berbincang, tertawa. Obrolan khas anak muda, obrolan khas mahasiswa. Kemudian saya bersalaman dan berkenalan dengan mereka satu persatu.

Mereka masih sangat muda. Belum sampai di usia 21. Untung mereka tidak memanggil saya tante.

Saya tamu di sini, di lingkaran ini. Lingkaran ini sudah sangat hangat sepertinya.

pagi di jalur selo

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menjadi tamu di lingkaran ini membuat saya menjadi pengamat.

Dan saya terkagum-kagum, bahwa sangat mudah membaca gelagat orang yang saling "mengasihi". Mata tidak pernah berbohong dan bahasa tubuh selalu jujur. Ah, atau saya yang terlalu sok tahu.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Leo

Dia teman perjalanan saya, entah untuk yang keberapa kalinya. Dia yang membawa saya ke tengah-tengah lingkaran ini. Ajaibnya, pada akhirnya, saya lebih banyak berbincang dengan anggota perjalanan yang lain dibanding saya berbincang dengan dia sendiri.

Piringnya merah, tidak banyak bicara, tidak pernah membawa gelas, tidak tahan dingin, dan pemakan segala.

Semakin sering kamu terlibat dalam suatu perjalanan jauh dengan seseorang, semakin hafal kamu sifat dan kebiasaannya.

Ihiiiiy, good luck buat MC Kinley nya!

semua pose "gaya leo"
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sovi

Saya belajar, ketika kamu lelah, sebaiknya jangan bicara. Saya harus meminta maaf padanya.

Begini ceritanya, waktu itu kita sedang turun gunung melalui jalur selo yang cantik tapi menyakitkan. Kita harus naik turun bukit dan tidak ada satupun dari kita yang pernah melewati jalur ini. "Kak, ini kita harus naik terus turun lagi?" dia tanya. "Hmm, gw nggak tau sov."

Kemudian kita menaiki bukit berikutnya. Begitu sampai di ujung bukit, di depan ternyata masih ada bukit lagi. Kita semua mulai kelelahan. Dan dia kembali bertanya, "Ini kita harus ngelewatin bukit di depan kak?"

"GW NGGAK TAU. KITA SEMUA BELUM PERNAH ADA YANG LEWAT SINI," saya jawab dengan nada agak tinggi.

Oops, sebenarnya saya tidak sadar sampai akhirnya evaluasi di kereta dan disebutkan bagian ini. Maaf Sovi.

Tetaplah pada sisi-sisi idealismu dan keibuanmu sov! Majukan Kutoarjo! Haha.

naik turun sudah biasa.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Iyas

Saya kagum sama anak muda yang satu ini. Baterenya full. Bawa aura semangat. Gampang banget tidur dan sangat rela berkorban. Hobinya bersih - bersih nesting kotor.

Sigap! Pas ibu-ibu ada yang kesusahan nurunin barang, dia langsung turun dari mobil buat bantuin ibu itu.

Syahdu sekali ngedenger dia baca-bacaan sholat subuh di pos 2 wekas pas dia jadi imam solat.

Anak yang baik. Tetep jalan-jalan! Tetep jadi panutan ade-ade lo! Tetep jadi anak baik ya.

Dapet salam dari jigong! Besok-besok, gw mau kasih tarif sewa sisir ah :p

negeri di atas awan. jalan-jalan meeeen!

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ella

Merasa beruntung banget saya bisa ketemu anak yang satu ini. Langsung klop gitu aja. Berasa sama ade sendiri. Baru kali ini saya naik gunung nyanyi S07 beralbum-album. Haha.

Imajinasinya liar. Tingkah lakunya super ngaco. Saya inget betul, dia bilang, "Gw suka naik gunung, karena natural. Gw juga suka sama orang-orang yang tingkah lakunya natural, gak dibuat-buat, apa adanya." Yaaaaa, anak ini sangat natural, semoga gak jadi supranatural ya la! Haha.

Tetep naik gunung Ella! Semoga suatu hari nanti, mimpinya tercapai, naik gunung pake daypack! haha.

dapet salam dari macan dan tarsan!


------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hanif

Dia yang beliin kita tiket, dia yang jogging lumayan sering, tapi aaah, sayang sekali, semesta belum ngizinin kita naik gunung bareng. Padahal katanya, dia ini yang jadi penyelamat cewe-cewe kalo naik gunung, yang bawain apel dan turun lagi dari puncak.

Carrier barunya nunggu buat dipake ya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aya

Bahkan saya belum sempet ketemu sama yang satu ini. Cuma denger namanya sering disebut dari mulai rencana perjalanan, di gunung, bahkan di kereta pas perjalanan pulang. Saya penasaran loh sama kamu. Hehe.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Btw, Leo banyak cerita tentang kalian loh. Makanya saya jadi penasaran, seseru apa sih tim dia sebenernya. Dan ternyata, seru bingit kalian semua. Haha.

Leo bikin video buat kalian loh di puncak rinjani :D

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oh ya, ada insiden sebelum muncak. Iyas mau fotoin kita, tapi ternyata dia malah jatoh hampir ke jurang. Ini foto epicnya yang ternyata keambil sebelum jatoh.

panik

puk puk puk!

Comments

  1. foto kedua dari paling bawah emang the best, walaupun ngeri juga

    ReplyDelete

Post a Comment