Skip to main content

HR - 2

Ada semacam karnaval hari ini. Setiap lantai harus menghias dan menampilkan daerah tertentu. Ada Padang, Palembang, Sumatera Utara, Aceh, Bali, dll. Akhirnya, tibalah kami di lantai yang terakhir, lantai yang penuh dengan kejutan.

Kejutan yang pertama, ada dia, sebut saja si HR, yang lebih sering saya lihat punggungnya di lift. Dia menjadi penerima tamu dalam balutan blankon, surjan, dan jarik, pakaian adat khas Yogyakarta. Mendadak, saya ingin bersanggul dan berkebaya lalu berdiri di sebelahnya. Gigi geliginya yang rapi bersih menjadi yang paling menarik perhatian saat dia tersenyum. Ah, Tuhan memang bercita rasa tinggi.

Di akhir kunjungan setiap lantai, akan ada simbolisasi pemberian selamat ulang tahun.

Saya berdiri di sudut, membawa kue ulang tahun, menanti saat saya keluar dari persembunyian ini. Menanti saat saya bisa melihat senyumnya langsung dari dekat.

Akhirnya saat itu tiba. Saya nyalakan lilin dan membawa kue ulang tahun ini ke hadapan si HR. Seisi lantai mulai menyanyikan lagu "happy birhday".

"Tiup!" saya berbisik kepadanya.

Sebelum dia meniup, dia menaruh tangan di depan dadanya, seolah make a wish. Dia tersenyum. Di jarak yang sedekat ini, bukan senyumnya yang menarik perhatian saya, tetapi cincin di jari manis di tangan kirinya yang baru saya sadari keberadaannya. Kejutan kedua.

Saat itu, barulah saya tahu arti cincin di jari manis yang selama ini banyak orang kenakan. Bukti kepemilikan dan lampu merah.

Comments