Skip to main content

Berbagi Teritori

Kapan terakhir kali kamu melakukan suatu hal untuk yang pertama kali? Randu akan dengan mudah menjawabnya. Beberapa minggu lalu, berkunjung ke rumah Akar. Saling berkunjung ke rumah orang terdekatmu mungkin adalah hal yang biasa bagi kebanyakan orang, tapi tidak bagi Akar dan Randu. Terbukti dari beberapa tahun terakhir, mereka baru sekali saling berkunjung. 

Sejak awal, Randu sudah tahu bahwa Akar adalah orang yang sangat rapi. Akar menata isi tasnya dengan sangat apik. Semua barang-barangnya tertata rapi dan ia selalu berhasil menemukan dengan mudah barang-barang kecil yang ada di tasnya. Bertolak belakang dengan Randu yang sering kali merasa kehilangan barang, tapi kemudian menemukan barangnya yang hilang di tasnya sendiri berbulan-bulan kemudian. 

Randu sudah bisa membayangkan bagaimana rapinya rumah Akar, tapi saat ia berkunjung hari itu, rumah Akar jauh lebih rapi dari yang Randu bayangkan. Ia membayangkan Akar yang tinggal sendiri kemudian membersihkan dan merapikan semuanya sendiri sambil mendengarkan audiobook favoritnya. Semua tertata pada tempatnya, tidak hanya yang kelihatan dalam pandangan, tapi juga yang ada dalam lemari es dan lemari makannya. Bahkan sampai tanaman-tanamannya di lantai atas juga rapi dan bersih.

Berkali-kali Randu minta difotokan koleksi akuarium Akar, tapi tidak pernah diberikan. Di Youtube banyak yang lebih bagus katanya. Hari itu, Randu dibuat terkejut dua kali. Pertama karena Akar yang sangat reserved ternyata mengajaknya melihat ruang kerjanya dengan delapan akuarium yang tertata rapi, yang kedua karena penataan isi akuariumnya yang cantik-cantik. Bayangkan, ada delapan akuarium yang isinya bermacam-macam, ada yang isinya hanya ikan cupang, ada yang isinya hanya tumbuh-tumbuhan air, kemudian udang-udangan, ada juga yang isinya hanya karang dari pantai-pantai yang pernah Akar dan Randu kunjungi.

Randu bisa membayangkan kalau sedang bekerja kemudian butuh inspirasi atau stress release, mungkin sangat menyegarkan bisa melihat akuarium-akuarium itu. Tapi Randu tidak bisa membayangkan menata dan membersihkannya secara rutin. Berbeda sekali dengan Akar yang menjadikan dua kegiatan itu sebagai hobinya.

Tebak apa menu makan siang hari itu? Rendang. Iya, rendang buatan Akar, bukan rendang beli di warung padang. Kalau Randu diberikan blind test dan disuruh menentukan mana rendang Pagi Sore dan rendang buatan Akar, pasti Randu tidak bisa membedakan. Yang pertama karena rendangnya memang enak, yang kedua karena memang lidah Randu tidak selihai itu membedakan makanan. Hahaha.

Randu memandangi Akar dari jendela yang sedang memesankan makanan untuk snack sore. Terberkati sekali ia diberikan kesempatan mengenal Akar dan menjalani hubungan yang setara yang selama ini hanya ada dalam bayangan idealnya. Seseorang yang dilahirkan dari suku dengan kultur patriarki yang sangat kental tapi kemudian tidak tumbuh sebagai seorang pria yang patriarkis. Bersama Akar, Randu tidak perlu membatasi karirnya, membatasi hobinya, bahkan lingkaran pertemanannya. Mereka menjalani hubugan yang tidak melulu tentang stigma laki-laki dan perempuan pada umumnya.

Randu tahu betapa Akar sudah sangat nyaman dan bahagia dengan kesendiriannya dan segala yang sudah tertata dalam 'teritori'nya. Tidak hanya perasaan bersyukur yang Randu bawa pulang hari itu, tapi juga pertanyaan yang ia simpan untuk dirinya sendiri. Melihat segala sesuatunya yang sudah baik dalam diri dan hidup Akar, Randu merasa dirinya tidak sebaik itu.

Randu ragu apakah dirinya sudah cukup layak dan kehadirannya kelak bisa memberikan kebahagiaan juga bagi Akar. Randu juga bertanya-tanya apakah kelak Akar bisa berbagi 'teritori'nya untuk keberadaan mereka berdua. 

Comments