Skip to main content

remedial

di pemberitahuan pertama bahwa saya harus remedial, saya masih berusaha memperjuangkan untuk tidak remedial.

di pemberitahuan kedua bahwa alasan saya tetap ditolak dengan alasan yang tidak masuk akal, saya marah, marah entah pada siapa.

di persiapan pertama remedial, untuk pertama kalinya saya belajar sambil menangis kesal. entah kesal pada siapa.

di persiapan kedua remedial, saya masih menggerutu dalam hati. kecewa. entah kecewa pada siapa.

di persiapan ketiga, saya mencoba menerima. entah apa yang saya harus terima.

di persiapan keempat..

di persiapan kelima..

....

setelah remedial?
mungkin saya akan menangis lagi.
entah menangis senang, entah menangis sedih.
entah.

Comments