Skip to main content

Mukjizat itu Nyata (?)

“Aku butuh mukjizat-Mu malam ini, tapi bukan untuk mengubah air menjadi anggur,” katanya lirih sambil menenggak gelas anggurnya yang ketiga.

"Tolong ubah saja hati dan pikiran kami, agar kami bisa kembali melanjutkan perjalanan bersama-sama. Bersabdalah saja, maka kami akan sembuh," suaranya semakin sayup-sayup. Perlahan-lahan ia terlelap. Berharap esok pagi, mukjizat itu nyata.

Comments