Skip to main content

Nomaden - Hari 6

Halo. Selamat membaca cerita saya di hari yang keenam, hari terakhir saya di Yats Colony. Setelah dua hari sebelumnya hanya keluar kamar untuk sarapan, di hari yang terakhir saya menyempatkan renang, pagi-pagi sekali sebelum ada pengunjung lainnya. 

Jam makan siang, saya check out dan bergegas ke daerah Ngaglik, Tegalrejo. Bukan untuk menginap, tapi untuk menemui teman dari sepupu saya. Sepuluh tahun yang lalu, saat sepupu saya kuliah di Yogyakarta, saya berkunjung ke tempatnya. Ia mengajak saya ke Goa Jepang di Kaliurang dan ia membawa serta seorang temannya. Singkat cerita, ketika saya baru sampai di Yogya, saya baru tahu bahwa teman sepupu saya ini baru saja membuka kedai makanan jawa timuran. 

Tempatnya sangat cozy, dikelilingi pohon-pohon besar dan cukup terbuka. Makanan dan minumannya pun enak-enak tentu dengan harga yang terjangkau. Ini pertama kali saya mencoba lontong balap dan tahu tek dengan sambal petisnya. Jus campuran buah naga dan lemonnya sangat menyegarkan, tidak kalah dari Rejuve di mall-mall, dan tentu saja ini harganya jauh lebih murah.

Kami berbincang cukup lama, sekitar dua jam lebih. Ia bercerita bahwa ia baru saja menikah, persis sebelum pandemi. Yang menurut saya paling unik dari caranya bercerita adalah dia act out ketika kilas balik menceritakan sesuatu, membuat ceritanya hidup dan membawa saya ke momen ketika itu. Such a good story teller. Oh, dia juga menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, beberapa kali saya mendengar istilah yang hanya saya temui ketika membaca novel.

Setelah kenyang dan puas berbincang, saya pamit dan bergegas kembali ke Yats untuk mengambil koper, dan bergegas ke daerah Bantul untuk menginap di Rumah Senjakala.

Comments