Skip to main content

Nomaden - Hari 10

Dua hari ini saya sedang bimbang. Ada beberapa pilihan yang sedang saya pikirkan, yaitu pulang, tetap di Yogya, atau pindah ke Bali.

Mungkin saatnya jujur pada diri sendiri, bahwa memang saya ingin mencicipi tinggal di kota lain, tapi ada pemicu yang akhirnya membuat saya meninggalkan Jakarta sejenak. Alasan itulah yang akhirnya membuat saya memutuskan mungkin belum saatnya pulang. Saya membayangkan, jika pulang sekarang, keadaannya masih akan tetap sama. Walaupun saya tahu, bahwa pulang hari ini atau setahun lagi pun tidak akan merubah keadaan. Ah, tapi biarlah, saya ingin pergi sejenak. Kita dealing di lain waktu, tapi tidak hari ini.

Pilihan berikutnya adalah pindah ke Bali, walaupun sebenarnya masih ingin tetap di sini. Setahu saya, ada penerbangan langsung dari Yogya ke Bali. Siska beberapa kali mengambil penerbangan ini. Kemarin saya cari-cari, ternyata tidak ada lagi. Hampir semuanya harus transit di Jakarta. Aduh. Jadilah saya mengurungkan niat, dan memutuskan untuk memperpanjang seminggu lagi di sini. Toh saya masih sangat nyaman di sini, meskipun hampir sama sekali tidak kemana-mana. Bahkan saya kepikiran untuk meminta orang rumah memaketkan perlengkapan naik gunung, karena biasanya bulan Maret sudah mulai jarang hujan, ditambah lagi di sekitaran Yogya ini banyak gunung yang bisa didaki, setidaknya jauh lebih dekat daripada kalau dari Jakarta. Niat ini sekarang masih sekedar wacana.

Selama di Snooze, jam sepuluh malam saya sudah tidur, bangun jam enam pagi. Jalan kaki kira-kira satu jam sambil mencari sarapan. Sebelum mulai kerja jam sembilan pagi, masih ada sekitar satu jam untuk membaca buku atau sekedar bengong-bengong. Oh ya, nafsu makan saya bertambah selama di sini. Saya belum menemukan penyebabnya.

Nah kan, saya sudah mengantuk saat menuliskan cerita ini. 





Comments