Skip to main content

kotak

tanpa sadar, kita suka mengotak-ngotakan sesuatu. entah berdasarkan keahlian, agama, ras, atau apapun yang melekat di diri seseorang. hmm, ada yang rasional, ada yang gak. tapi saya baru sadar, kalo pengotak-ngotakan itu bisa jadi sangat sulit diterima.

misalkan, kamu sangat ingin masuk ke suatu komunitas dimana hanya ada dua komunitas di dunia ini, A dan B.


komunitas A mensyaratkan, kalau kamu mau gabung, kamu harus mahir, dilarang melakukan suatu aktivitas Z, dan berlaku seumur hidup.  
sedangkan komunitas B yang serupa, syaratnya cuma satu, orang yang bukan suku C dilarang masuk.

Lihat bedanya?

Komunitas A

Untuk mahir, kamu perlu berlatih. Jadi, kalau kamu belum mahir dan sangat berniat untuk bergabung, kamu bisa menempa dirimu dulu.
Kalau kamu sudah mahir, tapi kamu punya hobi Z. Lalu? Jika kamu memang sangat niat bergabung, kamu akan rela meninggalkan hobimu dan masuk ke komunitas itu. Kalau kamu nggak rela, ya, itu pilihanmu.
Untuk keanggotaan seumur hidup, itupun kesediaanmu untuk berkomitmen selanjutnya.

Intinya, untuk menjadi bagian dari komunitas A, kamu bisa MEMILIH, itu keputusanmu. Kamu selalu punya kesempatan untuk bergabung, tinggal mau atau nggak kamu merelakan pilihan yang lain.

Komunitas B

Kamu sama sekali nggak punya pilihan. Setiap orang nggak bisa memilih dari Ibu mana mereka dilahirkan dan dari suku mana ayah mereka berasal. Bahkan untuk agama, mereka masih bisa memutuskan ketika mereka dewasa. Sedangkan ras, itu melekat dari mereka lahir sampai mereka ditanam di dalam tanah. Nggak akan bisa diganti.

Intinya, untuk B, kamu nggak punya pilihan dan kamu nggak bisa melakukan upaya lain untuk bisa diterima.

Ah, ini dia, ada puisi dari kawan saya, Nikolas Sri S. yang berkaitan dengan hal ini.

Biarlah agama menentang
Atau,
Biarlah ras dan golongan menghadang
Atau,
Biarlah …
Biarlah …
Biarlah …
Biarlah …
Sebab,hidup adalah nurani
Dan aku bukanlah pengecut yang lalu menyerah pada keadaan!
Maka, jika kita telah menemukan dirimu dan aku damai dalam sanubari
Kawan, saat itu,sebenarnya engkau dan aku sama-sama berada untuk Tuhan.
Damailah !
Pemimpi rajutan benang-benang damai perbedaan.



Comments

Post a Comment