Skip to main content

Tutupnya pelan-pelan!

Malam itu, seperti biasa aku tiba di kamar kosanku yang ukurannya tak lebih dari 3 x 3 meter. Segera aku ambil sikat gigi, odol, dan sabun pembersih muka, kemudian bergegas ke kamar mandi umum di kosan itu. 

Ada wanita usia akhir 40-an kurasa, sedang berdiri di wastafel, membersihkan sesuatu. 
"Brak!" Suara pintu agak keras kudorong dari dalam kamar mandi karena sudah agak rusak.
"Wah, cari masalah ya? Pake digebrak-gebrak segala!" Suara wanita itu sayup-sayup ku dengar dari dalam kamar mandi.
"Buset. Mampus gw," kataku dalam hati. Segera aku hentikan ritualku.
"Maaf Bu, ini pintunya susah ditutup," kepalaku melongok ke arah wanita itu sambil ku praktekan bagaimana sulitnya menutup pintu kamar mandi.

Wanita itu hening. Tidak bergeming.

Aku masuk melanjutkan ritualku kembali di dalam kamar mandi.

"Tutupnya pelan-pelan. Nanti Bapak kosannya marah-marah kalo pintunya pada rusak. Bla bla bla.." katanya lagi sayup-sayup ku dengar setelah aku masuk.

Aku tak lagi bergeming. Aku lanjut menyikat gigi, tentu saja gigiku yang kusikat, bukan giginya. Sempat agak emosi saat itu.

"Hmm, mungkin itu ibu-ibu kaget kali ya waktu gw tutup pintu," aku menerawang langit-langit kamar sambil tersenyum membayangkan aku yang ada di posisinya. 
 
Mulai hari itu, aku menutup pintu kamar mandi selembut mungkin, meski harus agak ku angkat pintunya. Takut ada yang tersinggung.

Comments