Skip to main content

saya mau itu!

where will we go then?


saya pernah meminta sesuatu padanya.
terduduk di tanah,
sambil menarik-narik jubahnya dengan menangis.
saya mau itu!
saya merengek sambil menunjuk sesuatu.

dia cuma menoleh ke arah saya dengan pandangan lembutnya.
memegang kepala saya, tersenyum, lalu berjalan meninggalkan saya.


tidak ada pilihan.
saya harus tetap berjalan mengikutinya.
akhirnya saya ikuti dengan menggerutu, sambil sesekali merengek "mau itu."
dia tetap tidak bergeming.

akhirnya saya menyerah.
oke! apa maumu, saya ikut.
saya ikuti jalannya.
lumayan banyak yang bisa saya lihat.
perjalanan yang tidak terlalu buruk.

sampai akhirnya, tibalah kami di tikungan tajam.
dia mengeluarkan sesuatu, "ini untukmu," dia menyerahkan sesuatu.

saya terdiam.
dia memberi sesuatu yang lebih bagus dari "itu" yang pernah saya minta.
dia memberi sesuatu yang bahkan saya tidak pernah berani membayangkan memilikinya.

waktu berlalu.
saya kembali terduduk di tanah sekarang.
kembali menarik-narik jubahnya sambil menangis.
"saya mau itu."

lagi-lagi kali ini dia tidak menghiraukan rengekan saya.
dia berjalan santai, seolah meninggalkan saya.

yaaa, tetap saya ikuti langkahnya, meski masih dengan gontai sekarang.
saya percaya akan ada kejutan di suatu tikungan lagi.
entah, mungkin masih ribuan kilometer.
entah, mungkin masih harus melewati ribuan malam lagi.
entahlah.
saya ikuti saja langkahnya.




Comments