Skip to main content

Nomaden - Hari 14

Ini Minggu dan sebenarnya saya nggak tahu mau kemana. Lihat halte Transyogya, saya iseng tanya ke petugasnya apakah bisa ke Kaliurang. Petugasnya bilang bisa, tapi cuma sampai Pakem dan harus transit di Bandara Adi Sutjipto. Sejujurnya saya nggak paham Pakem dimana, tapi ya namanya orang nggak punya tujuan, jalanin aja dulu. Waktu busnya datang, ada tiga remaja yang saya dengar obrolan mereka mau ke Kebun Binatang Gembira Loka. Saya cek reviewnya bagus, bahkan katanya lebih bagus dari Ragunan. Mendadak saya merasa tertantang. Jadilah saya beralih tujuan ke Gembira Loka dan ikut tiga krucil ini.

Kami turun di halte dan ternyata dari halte ini harus jalan sekitar lima ratus meter untuk sampai gerbang terdekat. Begitu sampai di gerbang terdekat dari halte, ternyata gerbang ditutup dan kami harus ke gerbang utama yang sekitar satu kilometer dari tempat itu. Seperti kepala suku, saya jalan paling depan di antara krucil-krucil itu. Di perjalanan, perut saya mendadak sakit sekali. Saya baru ingat itu hari pertama saya haid, tapi biasanya nggak pernah sesakit itu. 

Lega sekali waktu ada Indomaret di depan. Saya bilang ke anak-anak itu, "pintunya di depan, sekitar dua ratus meter lagi, di sebelah kiri jalan. Duluan aja." Lalu masuklah saya ke Indomaret untuk cari Feminax. Eh ternyata anak-anak itu ikut ke Indomaret beli jajan. Sialnya, ternyata di sana nggak ada Feminax. Jadilah saya malah beli susu strawberry, saat itu saya pikir siapa tahu bisa mengurangi sakitnya. Rada bodoh memang. 

Saya melanjutkan perjalanan ke Gembira Loka sambil mulai keluar keringat dingin saking sakitnya. Saya pikir, ah nanti juga hilang sendiri sakitnya. Begitu sampai di pintu gerbangnya, ternyata antrinya lumayan panjang. Saya nggak kuat diri dan akhirnya duduk di semacam trotoar sambil minum susu strawberry, berharap sakitnya reda.

Tiba-tiba anak-anak tadi menghampiri saya dan bertanya apakah saya sudah membeli tiket. Saya bilang belum, duluan saja. 

Mereka tanya, "Kenapa nggak beli, Mba? Mahal sih memang tujuh puluh lima ribu, tapi kan sayang, sudah jauh-jauh."

Saya lumayan terkejut dan refleks bilang, "Buset, mahal banget!" Ya karena kalau dibandingkan Ragunan, dengan tujuh puluh lima ribu saya sudah bisa bolak-balik hampir dua puluh kali. 

Saya enggan bilang saya sakit perut. Saat itu mungkin anak-anak itu pikir saya nggak punya uang untuk beli tiket. Haha. Akhirnya mereka pamitan untuk duluan masuk. Lima belas menit menunggu, ternyata sakitnya nggak juga reda. Saya menyerah. Rasanya ingin sekali rebahan. Akhirnya saya pulang, pesan gocar kemudian cari apotek. 

Sampai kamar, langsung saya minum obat dan kompres dengan air hangat. Saya nggak inget saya ketiduran, tiba-tiba bangun hari sudah sore.

Gembira Loka, rupanya kita belum berjodoh. 

Comments