Skip to main content

Nomaden - Hari 27

Halo! Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman pertama saya bertemu dengan seorang healerHari pertama saya tiba di Bali, Sisil langsung bercerita tentang Bu Desak, seorang healer di Ubud. Ia bercerita dengan antusias bahwa Bu Desak memiliki talenta luar biasa. Ia bercerita singkat tentang proses dan pengalamannya dengan Bu Desak. Saya skeptis awalnya dan tidak tertarik. Bisa saja seperti zodiak yang bisa berlaku untuk semua orang, atau coba dihubung-hubungkan dengan kejadian yang ada. Singkat cerita, Sisil mengatur janji untuk mempertemukan saya dengan Bu Desak dan berangkatlah kami Sabtu pagi ke Genta Agrotourism di Ubud. 

Begitu masuk ke Genta Agrotourism, suasana yang di luar sangat panas langsung berubah menjadi sejuk karena tempatnya sangat rimbun oleh pepohonan. Kami tiba jauh lebih cepat dari yang dijadwalkan, seharusnya jam dua siang tapi kami sudah sampai sekitar jam setengah dua belas. Kami duduk-duduk bahkan saya sampai ketiduran. Lebih cepat dari yang dijadwalkan, jam satu saya sudah dipersilakan untuk bertemu Bu Desak.


Ini pengalaman pertama saya untuk mau 'dibacakan' dan saya nggak ada bayangan sama sekali seperti apa, tidak berharap apa-apa juga. Hanya berpikir bahwa ini sesi bincang-bincang saja. Selanjutnya, saya diajak ke salah satu rumah panggung dan Bu Desak sudah menunggu di sana. Kami duduk berhadap-hadapan, di antara kami ada meja tempat kartu tarot akan diletakkan. 

Sebelum sesi dimulai, ia berdoa beberapa menit. Setelah selesai, ia langsung menyebut peristiwa-peristiwa yang sangat spesifik yang terjadi di masa lalu bahkan sebelum sempat saya bercerita tentang apapun. Ia dengan terang benderang mengungkapkan peristiwa dan emosi yang selama ini saya simpan untuk diri sendiri. Saya sangat terkejut dan mulai memahami apa yang dikatakan Sisil tentang Bu Desak. Saya merasa seperti dikuliti hidup-hidup. 

Setelah sekitar sepuluh menit perbincangan di awal, Bu Desak mengocok kartu tarot dan membuka kartu yang terjatuh dari tangannya kemudian membacakan apa yang ada di balik kartu itu dan menjelaskan bagaimana hubungannya dengan diri saya. Ada satu pertanyaan yang begitu ingin saya ungkapkan, ketika saya baru hendak melontarkan pertanyaan saya, ia membuka kartu dan dengan sangat spesifik menjawab pertanyaan saya. Jaw drop! Wah, saya benar-benar terpukau saat itu. Bagaimana bisa, pikir saya dalam hati.


Setelah sekitar tiga puluh menit dan semua kartu selesai dibuka dan dibacakan, Bu Desak menanyakan jika saya memiliki pertanyaan. Saya terlalu takut untuk menanyakan hal-hal lain dan memutuskan sisanya menjadi misteri. Selesai sesi, saya masih mencoba mencerna informasi yang baru saja saya dapatkan. 

Beberapa hari setelahnya, saya masih memikirkan dan merenung-renungkan. Banyak hal yang selama ini saya terima sebagai sifat dan bagian diri saya dan saya merasa itu bukan kekurangan, ternyata tidak demikian. Ada hal-hal saya simpan sendiri selama bertahun-tahun, ternyata itu menghambat saya untuk bergerak maju. Tanpa saya sadari, saya mengikatkan diri pada hal-hal yang seharusnya bisa saya lepaskan.

Comments