Skip to main content

Nomaden - Hari 20

Pelabuhan Ketapang

Subuh-subuh saya sudah bangun. Siap-siap menuju Stasiun Lempuyangan. Rencana awalnya adalah ke Surabaya naik kereta, lalu dari sana langsung menyambung untuk penerbangan ke Bali. Saya belum beli tiket pesawat karena saya pikir beli di hari H pun akan masih tersedia. Begitu saya sampai kereta Sri Tanjung, ternyata tiket yang direct flight sudah tidak ada. Sempat sekilas terpikir untuk menginap semalam di Surabaya, tapi akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan kereta sampai Banyuwangi kemudian menyeberang ke Bali dan meneruskan dengan bus sampai Denpasar. 

Walaupun saya sudah melakukan perjalanan seperti ini dua kali sebelumnya, tapi sempat ciut juga membayangkan perjalanan yang akan menjadi super panjang. "Mungkin Bali bukan tujuan perjalanan ini. Tujuan perjalanan ini adalah ya perjalanan itu sendiri," saya mencoba menguat-nguatkan nyali.  

Tiga belas jam dalam kereta. Dari jam tujuh pagi sampai jam delapan malam. Perjalanan kereta ini membelah Jawa dan berhenti di banyak stasiun. Mulai dari Yogyakarta, Klaten, Madiun, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Jember, Kalibaru, Banyuwangi, dan masih banyak lagi. Sekilas sempat terpikir, mungkin bisa dicoba berhenti di satu kota, pilih secara random, dan tinggal beberapa hari di sana. 

Saat sampai, saya langsung tanya bus ke Bali dan ternyata belum tahu akan ada atau tidak. Seorang bapak-bapak langsung menawarkan travel dan mengantarkan saya ke tempat rapid antigen. Saya kira kalau lewat jalur darat tidak perlu rapid antigen, ternyata masih perlu. Akhirnya saya membayar rapid antigen sebesar seratus enam puluh ribu rupiah. Bapaknya bilang untuk harga travel seratus delapan puluh ribu rupiah. Saat saya memberi dua ratus ribu rupiah, dia bilang tidak usah kembalian ya, untuk ongkos dirinya mencarikan travel. Tapi untunglah, tidak sampai lima belas menit saya menunggu, travelnya datang.

Travelnya menggunakan mobil Innova yang di dalamnya sudah ada dua mas-mas, bapak, ibu, dan dua anak kembarnya yang berusia sekitar tujuh tahun. Hampir sepanjang perjalanan saya tidur. Entah sopirnya yang cekatan, atau saya saja yang memang gampang sekali tertidur. Ternyata travel ini mengantarkan penumpangnya satu-satu sampai ke tempat tujuan masing-masing. Pertama mengantar dua mas-mas ke daerah Gianyar, kemudian mengantarkan satu keluarga ke daerah Kuta, baru terakhir mengantarkan saya ke daerah Canggu. Sampailah saya jam empat pagi. Total perjalanan menjadi dua puluh satu jam dari Yogyakarta ke Bali. 

Saat semua orang sudah diantar, sopirnya bilang kalau harga travel harusnya seratus lima puluh ribu rupiah. Untuk rapid antigen harganya seratus dua puluh ribu rupiah. 

Comments