Skip to main content

mimpi? ambisi?


Dari kecil, saya suka bikin target.  Mungkin bisa disebut juga mimpi. Atau mungkin ambisi. Misalnya, waktu SD, saya  mau masuk SMP A. Ketika SMP, saya mau jadi juara umum dan masuk SMA B dan ikut organisasi pecinta alamnya. Ketika SMA, saya mau masuk Univ C jurusan D lewat jalur undangan dan ikut mapala. Ketika kuliah, saya mau aktif organisasi, cum laude, lulus 3.5 tahun, dan lain sebagainya.

Mulai dari yang sifatnya akademis kaya gitu, sampe mimpi untuk bisa sampe puncak semeru, rinjani, naik kereta ke bali lombok, punya alat gunung yang lumayan lengkap, sampe yang simple-simpel kaya gini.

Saya rasa setiap orang punya target, mimpi, dan ambisinya masing-masing.

Ada yang tercapai, ada yang akhirnya gak akan pernah tercapai, dan ada yang belum tercapai.

Dari jalan yang udah saya lewatin, saya belajar, ternyata, effort besar untuk mencapai sesuatu, BIASANYA akan bawa kita ke sesuatu yang kita mau. BIASANYA! Bukan SELALU! Ada saat dimana effort yang besar gak selalu diikuti hasil yang kita mau.

Kalo kita nggak usaha, terus hasilnya gak bagus, kita bisa bilang ke diri sendiri, “yaudahlah, wajar, salah gw sendiri.”

Tapi, kalo effort besar ternyata hasilnya gak sesuai? Itulah yang kadang susah diterima. Simpelnya, semesta gak mendukung. Terus, mau marah sama siapa? Sama semesta?

Beberapa hari lalu, saya ngobrol sama beberapa temen tentang bedanya ambisi dan mimpi. Dua-duanya perlu usaha untuk bisa mencapainya, tapi apa bedanya?

Temen saya yang namanya maga bilang, “ambisi itu, ketika gak tercapai, maka dia mati. Selesai. Sedangkan mimpi, ya kaya lo tidur aja. Ketika nggak sesuai sama yang lo mau, tidur lagi aja, dan bermimpi lagi. Mimpi lebih mirip sama “hope”, nggak akan pernah mati.”

Ketika apa yang kita mau nggak tercapai, saatnya kita tanya sama diri sendiri, “terus kenapa kalo gw gak bisa dapet itu? Apa hidup gw selesai? Apa gw jadi se-desperate itu? Apa itu bener-bener punya value?”
Mungkin jawabannya adalah, “nggak ko, hidup gw baik-baik aja tanpa itu yang gw mau. Awalnya agak desperate,  tapi ternyata gw nemuin jalan lain yang lebih berwarna. Ternyata, hal itu gak bener-bener punya value, gw aja yang lebay banget saat itu.”

Yup, perjuangkan apa yang menurut kita berharga, perjuangkan apa yang bener-bener pengen kita  dapet.

Saatnya belajar untuk percaya, kalo semesta akan mendukung hal-hal yang memang terbaik untuk kita.

Kalau semesta nggak mendukung, mari tidur, mimpi berikutnya mungkin lebih indah.

Comments

  1. no one knows the ambition better than gol d roger.. wkwkwk

    ReplyDelete
  2. http://anekalomba.com/2013/kompetisi-menulis-novel-cerpen-puisi.html nih link lomba,., lo ikut aja,, banyak cerita bisa lo buat sesuai temanya ini.. lo kan traveler.. hahaha

    ReplyDelete
  3. 15 november bang deadline-nya. mau ujian saya. haha.

    ReplyDelete
  4. ahahha.. ia puasa senin.. sebenarnya sih puasa umum kan puasa senin kamis.. tapi aku puasa senin - kamis.. eh pulsaku abis,.. ghahaha

    ReplyDelete
  5. gimana aku blas smsmu ?? wkaowka.. sudah cukup besar punggungku,, nanti kalo gak sanggup lagi baru kuketuk pintumu.. boleh kan?

    ReplyDelete
  6. haloooooooooooooooooooooooooooo

    ReplyDelete
  7. makan siang.. hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment